fnc muslimah


Kenapa ada angin?
Agar orang-orang tahu kalau ada udara di sekitarnya.
Tiap detik kita menghirup udara, kadang lupa sedang bernafas.
Tiap detik kita berada dalam udara, lebih sering tidak menyadarinya
Angin memberi kabar bagi para pemikir
Wahai, sungguh ada sesuatu di sekitar kita
Meski tidak terlihat, tidak bisa dipegang

Kenapa ada hujan?
Agar orang-orang paham kalau ada langit di atas sana
Tiap detik kita melintas di bawahnya, lebih sering mengeluh
Tiap detik kita bernaung di bawahnya, lebih sering mengabaikan
Hujan memberi kabar bagi para pujangga
Aduhai, sungguh ada yang menaungi di atas
Meski tidak tahu batasnya, tidak ada wujudnya

Begitulah kehidupan.
Ada banyak pertanda bagi orang yang mau memikirkannya

Kenapa kita sakit hati?
Agar orang-orang paham dia adalah manusia
Tiap saat kita melalui hidup, lebih sering tidak peduli
Tiap saat kita menjalani hidup, mungkin tidak merasa sedang hidup
Sakit hati memberi kabar bagi manusia bahwa kita adalah manusia
Sungguh, tidak ada hewan, binatang yang bisa sakit hati
Apalagi batu, kayu, tanah, tiada pernah sakit hati

Maka berdirilah sejenak, rasakan angin menerpa wajah
Lantas tersenyum, ada udara di sekitar kita

Maka mendongaklah menatap ke atas, tatap bulan gemintang atau langit biru bersaput awan
Lantas mengangguk takjim, ada langit di sana

Maka berhentilah sejenak saat sakit hati itu tiba, rasakan segenap sensasinya
Lantas tertawa kecil atau terkekeh juga boleh, kita adalah manusia


sumber: tere liye post
Label: 0 komentar |
fnc muslimah


Bukankah,
banyak yang berharap jawaban dari seseorang?
yang sayangnya, yang diharapkan bahkan tidak mengerti apa pertanyaannya
"jadi, jawaban apa yang harus diberikan?"

Bukankah,
banyak yang menanti penjelasan dari seseorang?
yang sayangnya, yang dinanti bahkan tidak tahu harus menjelaskan apa
"aduh, penjelasan apa yang harus disampaikan?"

Bukankah,
banyak yang menunggu, menunggu, dan terus menunggu seseorang
yang sayangnya, hei, yang ditunggu bahkan sama sekali merasa tidak punya janji
"kau menungguku? sejak kapan?"

Bukankah,
banyak yang menambatkan harapan
yang sayangnya, seseorang itu bahkan belum membangun dermaga
"akan kau tambatkan di mana?"

Bukankah,
banyak yang menatap dari kejauhan
yang sayangnya, yang ditatap sibuk memperhatikan hal lain

Bukankah,
banyak yang menulis puisi, sajak2, surat2, tulisan2
yang sayangnya, seseorang dalam tulisan itu bahkan tidak tahu dia sedang jadi tokoh utama
pun bagaimanalah akan membacanya

Aduhai, urusan perasaan, sejak dulu hingga kelak
Sungguh selalu menjadi bunga kehidupan
Ada yang mekar indah senantiasa terjaga
Ada yang layu sebelum waktunya
Maka semoga, bagian kita, tidak hanya mekar terjaga
Tapi juga berakhir bahagia


sumber: tere liye post
Label: 0 komentar |