fnc muslimah
TERSENYUMLAH PADA DUNIA MAKA DUNIA PUN AKAN TERSENYUM PADAMU

Senyum itu ibadah kawan, alangkah indah hidup kita bila kita mampu membuat orang lain tersenyum karena kita.
karena itu tersenyumlah kawan seperti si smile ini:













Label: 0 komentar |
fnc muslimah


Bismillaahirrahmaanirrahiim


Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

============================



Tadi pagi saya mendengar beberapa bait lirik lagu yg menggelitik di telinga saya. Lagu yang diputer kenceng-kenceng dari sebuah gerobak dorong seorang penjual 'gethuk' ( makanan khas kota magelang ) yg lewat didepan rumah. Entah mengapa beberapa lirik lagu tersebut tanpa sadar melekat erat di otak saya hingga membuahkan tulisan ini.



Begini penggalan isi lagu yg sempet terekam di otak saya:



Kalau memang dirimu ingin mengharap cintaku

Kuijinkan dirimu bertamu kerumahku

Kalau ingin makan ? Silahkan..

Kalau ingin minum ? Silahkan..

Tapi aku ini bukanlah hidangan untukmu



Subhanallah..terlepas dari apapun maksud si pembuat lirik lagu tersebut, tapi saya menangkap sebuah pesan indah didalamnya. Lagu tersebut seperti sebuah refleksi isi hati seorang akhwat atau wanita muslimah yg menjaga kehormatannya, menjaga iffah dan ma'ruahnya. Semoga seperti dirimu ukhti...



Lirik tersebut seolah menggambarkan, seorang wanita muslimah adalah barang yang mahal yang auratnya tertutup, menjaga diri, mensegel diri, menghormati diri, dan memuliakan diri. Perempuan yang menutup auratnya (dengan benar dan akhlaknya terjaga), adalah barang mahal yang tersimpan dalam etalase, terjaga dalam sebuah kotak yang tidak bisa dibuka, tersegel, tidak bisa disentuh dan harganya mahal. Karena wanita muslimah adalah wanita yang mahal, bukan pula sebuah hidangan.



Dari lirik lagu tersebut juga mensyiratkan bahwa seorang ikhwan baik-baik yg jatuh cinta kepada seorang wanita baik-baik pula janganlah gampang2 mengucapkan I Love You atau maukah kau menjadi pacarku? Tapi si wanita pun memberi petunjuk dan rambu-rambu yang benar, yaitu silahkan datangi kerumahnya, maksudnya jika antum berniat suci ingin memiliki wanita tersebut kitbahlah ia dihadapan orang tuanya atau ajukan Taaruf kepada sang akhwat.



Bukankah dengan datang baik-baik kerumahnya menunjukkan bahwa engkau adalah lelaki baik-baik yang mempunyai harga diri dan martabat? dan dengan mendatangi rumahnya maka engkau akan dijamu dengan makanan enak dan minuman segar..? tapi ingat sang wanita bukanlah hidangan untukmu.



Kalau ingin makan..? Silahkan..

Kalau ingin minum..? Silahkan..

Tapi aku ini bukanlah hidangan untukmu..



Lihatlah, dengar, dan rasakan. Begitu jelas kan..? Seorang muslimah adalah barang dan makanan yang mahal. Ia tidak bisa seenaknya disentuh-sentuh, dipegang-pegang, ataupun dicicipi dan jika tidak selera rasanya maka boleh dikembalikan. Antum boleh datangi rumahnya, dikasih makan, dikasih minum, silahkan dicicipi makanan dan minuman itu sepuasnya, dijamin juga halal kok. Tapi ingat, sang wanita muslimah bukan hidangan untukmu !



Alangkah indahnya dunia ini jika seluruh kaum wanitanya adalah seperti ilustrasi barang mahal tersebut, bukan seperti sebuah hidangan murahan yg dijual di pasar-pasar dan emperan toko.Yang bisa dipegang-pegang atau dicicipi bahkan dimakan sekalipun, naudzubillah tsuma naudzubillah. Tapi yg terjadi sekarang ini adalah banyak saudari2 kita yg bangga memamerka auratnya (dari betis, paha, lengan, rambut, leher dan dada, apalagi lebih dari itu), mereka seolah sudah menjadi “barang obralan” yang murah, yang tidak perlu repot-repot kita ingin membukanya karena ia sudah terbuka (tidak ditutup), silahkan bebas menatap dan menyentuh-nyentuhnya (dalam kebebasan pergaulan dan persahabatan) dan “merasakannya” (dalam pacaran). Kalau sudah tidak suka lagi atau tidak cocok, boleh tidak jadi memilikinya. Jadilah, ia barang bekas. Barang bekas tentu tidak berkualitas, murah, karena sudah dipakai orang.



Mengapa perempuan yang seharusnya mahal menjadi murah? Sabda Nabi, karena hilangnya rasa malu: “Al-hayu-u minal iman” (malu itu sebagian dari iman). “Iman itu ada tujuh puluh cabang dan malu adalah salah satunya” (HR. Muslim). “Segala sesuatu ada penegurnya (penjaganya), dan penegur hati adalah rasa malu!” Sangat menyedihkan, bila dulu perempuan malu kelihatan auratnya, sekarang malah bangga mempertontonkannya.



Dan tulisan ini saya tutup dengan bait terakhir dari lirik lagu tersebut:



Aku ini bukanlah makanan yg dihidangkan

Atau pula minuman yg selalu memabukkan

Kalau memang dirimu ingin mengharap cintaku

Kuijinkan dirimu bertamu kerumahku



Bagaimana saudara2ku..? Ingat yach, aku bukan hidangan..^.^



Barakallahu..jabat erat dan salam hangat

Wassalamualaikum

---------------------



Label: 0 komentar |
fnc muslimah
AYAT ALLAH YANG MELARANG KITA BERLEBIHAN

Al Quran : (17) Al Israa’ : Ayat 26


Dan berikanlah kepada keluarga-keluarga yang dekat akan haknya, kepada orang miskin dan orang yang dalam perjalanan dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros. (QS. 17:26)


Al Quran : (17) Al Israa’ : Ayat 27

Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara syaitan dan syaitan itu adalah sangat ingkar kepada Tuhannya. (QS. 17:27)



AYAT ALLAH YANG MENGANJURKAN UNTUK MENUTUP AURAT

Al Quran (33) Al Ahzab : Ayat 59


Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin: “Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka”. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS. 33:59)


Al Quran (24) An Nuur : Ayat 31

Katakanlah kepada wanita yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara lelaki mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita islam, atau budak- budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. Dan janganlah mereka memukulkan kakinyua agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung. (QS. 24:31)

Al Quran (7) Al A’raaf : Ayat 26

Hai anak Adam, sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu pakaian untuk menutup auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan. Dan pakaian takwa itulah yang paling baik. Yang demikian itu adalah sebahagian dari tanda-tanda kekuasaan Allah, mudah-mudahan mereka selalu ingat. (QS. 7:26)



AYAT YANG MENJELASKAN MENGENAI KEKUASAAN ALLAH

Al Quran : (41) Fushshilat : Ayat 39


Dan di antara tanda-tanda-Nya (Ialah) bahwa kau lihat bumi kering dan gersang, maka apabila Kami turunkan air di atasnya, niscaya ia bergerak dan subur. Sesungguhnya Tuhan Yang menghidupkannya, Pastilah dapat menghidupkan yang mati. Sesungguhnya Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu. (QS. 41:39)


Al Quran : (16) An Nahl : Ayat 65

Dan Allah menurunkan dari langit air (hujan) dan dengan air itu dihidupkan-Nya bumi sesudah matinya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yang mendengarkan (pelajaran). (QS. 16:65)


Al Quran : (30) Ar Ruum : Ayat 24


Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya, Dia memperlihatkan kepadamu kilat untuk (menimbulkan) ketakutan dan harapan, dan Dia menurunkan hujan dari langit, lalu menghidupkan bumi dengan air itu sesudah matinya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang mempergunakan akalnya. (QS. 30:24)

Al Quran : (21) Al Anbiyaa’ : Ayat 30


Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya. Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga beriman? (QS. 21:30)



AYAT ALLAH MENGENAI HARI KIAMAT

Al Quran : (7) Al A’raaf : Ayat 187



Mereka menanyakan kepadamu tentang kiamat: “Bilakah terjadinya?” Katakanlah: “Sesungguhnya pengetahuan tentang kiamat itu adalah pada sisi Tuhanku; tidak seorangpun yang dapat menjelaskan waktu kedatangannya selain Dia. Kiamat itu amat berat (huru haranya bagi makhluk) yang di langit dan di bumi. Kiamat itu tidak akan datang kepadamu melainkan dengan tiba-tiba”. Mereka bertanya kepadamu seakan-akan kamu benar-benar mengetahuinya. Katakanlah: “Sesungguhnya pengetahuan tentang bari kiamat itu adalah di sisi Allah, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui”. (QS 7:187)



Al Quran : (47) Muhammad : Ayat 18


Maka tidaklah yang mereka tunggu-tunggu melainkan hari kiamat (yaitu) kedatangannya kepada mereka dengan tiba-tiba, karena sesungguhnya telah datang tanda-tandanya. Maka apakah faedahnya bagi mereka kesadaran mereka itu apabila Kiamat sudah datang? (QS 47:18)



Al Quran : (12) Yusuf : Ayat 107


Apakah mereka merasa aman dari kedatangan siksa Allah yang meliputi mereka, atau kedatangan kiamat kepada mereka secara mendadak, sedang mereka tidak menyadarinya? (QS 12:107)


Al Quran : (43) Az Zukhruf : Ayat 66


Mereka tidak menunggu kecuali kedatangan hari kiamat kepada mereka dengan tiba-tiba sedang mereka tidak menyadarinya. (QS 43:66)






fnc muslimah

Bismillaahirrahmaanirrahiim


Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

===========================



Hari ini kubaca di Dinding Mading Kampus sebuah ungkapan hati seorang akhwat, entah ditujukan kepada ikhwan siapa, tapi dia menulis dibawahnya sebuah kalimat: Bagi yang merasa silahkan di feedback puisi ini..!!



Kau pilih saja dia,

Yang lebih sempurna imannya,

Lebih terjaga pandangannya,

Lebih terjaga hatinya...



Kau pilih saja dia,

Yang lebih indah rupanya,

lebih menawan gerak tubuhnya,

Seumpama sang bidadari surga....



Kau pilih saja dia,

Yang lebih luas ilmunya,

Lebih tajam analisanya,

Dan cocok diajak diskusi bersama...



Kau pilih saja dia,

Yang mencintaimu hanya karnaNya,

Yang menempatkan Allah,

pada posisi pertama...



Kau pilih saja dia,

Dimana Kelak kau akan lebih bahagia dengannya...

Jadi, kau pilih saja dia...

Dia..Sang bidadari surga,

yang menantimu di ujung penantian,

Sebuah tempat yang bernama,

Dunia....

---------------------------------------



Tulisan ini hanya untuk meramaikan wacana saja, posting puisi tersebut kurang lebihnya berisi ungkapan curahan hati seseorang wanita yang ‘mengalah’ kepada wanita lainnya, hanya demi kebaikan seorang laki-laki yang dicintainya, yang kemudian dituangkan dalam bentuk beberapa bait puisi dan beberapa baris ungkapan kalimat penegas yang ia tambahkan dibawahnya. Kemudian dipajang di dinding mading kampus. Hmmm....



Puisi tersebut mungkin juga menggambarkan keadaaan beberapa orang wanita disekeliling kita saat ini, atau bahkan puisi tersebut malah justru mewakili perasaan hatimu saat ini wahai ukhti..?? Engkau yang merasa mencintai seorang ikhwan, tetapi harus merelakan cintamu kepada akhwat lain yang engkau kira lebih baik dari dirimu. Sungguh dilema memang. Tapi kalau saya boleh memberi saran, dalam situasi seperti itu..alangkah baiknya kau mengambil contoh cinta suci Sayidina Ali.



Beliau merelakan cintanya kepada Abu bakar dan umar yg mengkitbah fatimah duluan karena Ali tidak berani mengungkapkan cintanya. Dan ini disebut pengorbanan.

Atau pilihan yang kedua..Ketika kitbah Abu Bakar dan umar ditolak, maka ia mempersiapkan diri dan kemudian berani melamar Fatimah. Dan ini disebut keberanian.

Keberanian akan cintanya yg harus dipertanggungjawabkan. Keberanian untuk membuktikan cinta yang halal daripada melukai diri sendiri dengan cinta yg tidak halal. Keberanian dan keyakinan bahwa Allah Maha Kaya Karunianya.

Dan engkau tentu tahu apa yg terjadi..kitbah Ali pun diterima oleh ayah Fatimah, Rasulullah Saw. Subhanallah..Allahu akbar..



Beda sekali dengan yg terjadi pada akhwat tersebut. Isi syair puisinya diatas memang menyedihkan, dimana si akhwat memposisikan dirinya pada titik nadi kepasrahan, kepasifan serta ketidakberdayaan atas berbagai kekurangan yang dimilikinya sehingga muncul ketidakpedean dan perasaan rendah diri yang sedalam-dalamnya. Isi tulisannya sungguh tidak berimbang, setidaknya ada setitik kelebihannya yang diungkapkan juga.



Selanjutnya, diakhir tulisan terdapat kalimat yang berisikan sebuah ungkapan harapan yang sungguh ironis. Ironisnya begini, si akhwat memberikan advise kepada orang yang dicintainya untuk memilih yang lain, kemudian dia merendahkan dirinya sendiri (akan tetapi terkesan tidak ikhlas) karena masih berujung pengharapan dari seseorang yang dicintainya. )



isi pengharapannya sbb:



“…tapi maukah kau tetap ada disampingku, memperbaiki kekuranganku, menasihati segala kelemahanku, dan menyemangati setiap putus asa dan kecewaku, menghibur sedihku, dan ada untukku, sebagai sahabat tersayang.”



Sehingga bait puisi ini terkesan tidak ikhlas. Kalo bisa digambarkan dgn ungkapan seorang pemilik domba, maka seolah-olah dia melepaskan domba itu untuk diberikan kepada temannya, tapi ekornya masih dia pegang. Lucu kan..??



Seorang akhwat harus tangguh, kuat, percaya diri, dan tahan banting. Seharusnya dia tetap menunjukkan karakter dengan penuh ketegaran, kesabaran, ketulusan, keikhlasan serta kebijaksanaan, kalau memang dia sudah merelakan cintanya untuk wanita lain saudaranya. Tetapi jika memang engkau masih berharap dengan cinta ikhwan tersebut, maka engkau harus berani mengambil keputusan, itulah KEBERANIAN ! sehingga ungkapan curahan hati dalam bait puisinya bisa saja menjadi begini:



Kenapa nggak kau pilih saja aku hai ikhwan..?!

yang tidak banyak kelebihan, tetapi bisa menutupi kekuranganmu..

yang belum sempurna imannya, tetapi sepenuhi hati mempercayaimu..

yang tidak menawan penampilannya, tetapi masih terjaga auratnya..

dan yang tidak seindah bidadari, tetapi masih memiliki inner beauty..



Kenapa nggak kau pilih saja aku hai ikhwan..?!

yang belum luas ilmunya, tetapi tahu bagaimana menghormatimu..

yang tidak tajam analisanya, tetapi mampu memahamimu..

yang hanya bisa memberikan setitik kebahagiaan berupa kesetiaan..

dan yang hanya bisa memegang teguh ketaatan sebatas hak dan kewajiban.

Dan bersama-sama kita merengkuh dien ini dalam mahabahNya..??

Kenapa gak kau pilih saja aku..???


puisi tersebut hampir sama dengan lirik lagu yang tadi pagi aku dengar, begini lagunya:

kau harusnya memilih aku
yang lebih mampu, menyayangimu, berada disampingmu
kau harusnya memilih aku
tinggalkan dia, lupakan dia, datanglah kepadaku..

Why not..????



Barakallahufik..

Wassalam

-------------------

fnc muslimah

Assalamualaikum wr wb.



semoga bermanfaat


Kehidupan pernikahan kami awalnya baik2 saja menurutku. Meskipun menjelang pernikahan selalu terjadi konflik, tapi setelah menikah Mario tampak baik dan lebih menuruti apa mauku..
Kami tidak pernah bertengkar hebat, kalau marah dia cenderung diam dan pergi kekantornya bekerja sampai subuh, baru pulang kerumah, mandi, kemudian mengantar anak kami sekolah. Tidurnya sangat sedikit, makannya pun sedikit. Aku pikir dia workaholic. 
Dia menciumku maksimal 2x sehari, pagi menjelang kerja, dan saat dia pulang kerja, itupun kalau aku masih bangun. Karena waktu pacaran dia tidak pernah romantis, aku pikir, memang dia tidak romantis, dan tidak memerlukan hal2 seperti itu sebagai ungkapan sayang.

Kami jarang ngobrol sampai malam, kami jarang pergi nonton berdua, bahkan makan berdua diluarpun hampir tidak pernah. Kalau kami makan di meja makan berdua, kami asyik sendiri dengan sendok garpu kami, bukan obrolan yang terdengar, hanya denting piring yang beradu dengan sendok garpu.
Kalau hari libur, dia lebih sering hanya tiduran dikamar, atau main dengan anak2 kami, dia jarang sekali tertawa lepas. Karena dia sangat pendiam, aku menyangka dia memang tidak suka tertawa lepas.
Aku mengira rumah tangga kami baik2 saja selama 8 tahun pernikahan kami. Sampai suatu ketika, disuatu hari yang terik, saat itu suamiku tergolek sakit dirumah sakit, karena jarang makan, dan sering jajan di kantornya, dibanding makan dirumah, dia kena typhoid, dan harus dirawat di RS, karena sampai terjadi perforasi di ususnya. Pada saat dia masih di ICU, seorang perempuan datang menjenguknya. Dia memperkenalkan diri, bernama meisha, temannya Mario saat dulu kuliah.
Meisha tidak secantik aku, dia begitu sederhana, tapi aku tidak pernah melihat mata yang begitu cantik seperti yang dia miliki. Matanya bersinar indah, penuh kehangatan dan penuh cinta, ketika dia berbicara, seakan2 waktu berhenti berputar dan terpana dengan kalimat2nya yang ringan dan penuh pesona. Setiap orang, laki2 maupun perempuan bahkan mungkin serangga yang lewat, akan jatuh cinta begitu mendengar dia bercerita.

Meisha tidak pernah kenal dekat dengan Mario selama mereka kuliah dulu, Meisha bercerita Mario sangat pendiam, sehingga jarang punya teman yang akrab. 5 bulan lalu mereka bertemu, karena ada pekerjaan kantor mereka yang mempertemukan mereka. Meisha yang bekerja di advertising akhirnya bertemu dengan Mario yang sedang membuat iklan untuk perusahaan tempatnya bekerja.

Aku mulai mengingat-ingat 5 bulan lalu ada perubahan yang cukup drastis pada Mario, setiap mau pergi kerja, dia tersenyum manis padaku, dan dalam sehari bisa menciumku lebih dari 3x. Dia membelikan aku parfum baru, dan mulai sering tertawa lepas. Tapi disaat lain, dia sering termenung didepan komputernya. Atau termenung memegang Hp-nya. Kalau aku tanya, dia bilang, ada pekerjaan yang membingungkan.
Suatu saat Meisha pernah datang pada saat Mario sakit dan masih dirawat di RS. Aku sedang memegang sepiring nasi beserta lauknya dengan wajah kesal, karena Mario tidak juga mau aku suapi. Meisha masuk kamar, dan menyapa dengan suara riangnya,

" Hai Rima, kenapa dengan anak sulungmu yang nomor satu ini ? tidak mau makan juga? uhh… dasar anak nakal, sini piringnya, " lalu dia terus mengajak Mario bercerita sambil menyuapi Mario, tiba2 saja sepiring nasi itu sudah habis ditangannya. Dan….aku tidak pernah melihat tatapan penuh cinta yang terpancar dari mata suamiku, seperti siang itu, tidak pernah seumur hidupku yang aku lalui bersamanya, tidak pernah sedetikpun !
Hatiku terasa sakit, lebih sakit dari ketika dia membalikkan tubuhnya membelakangi aku saat aku memeluknya dan berharap dia mencumbuku. Lebih sakit dari rasa sakit setelah operasi caesar ketika aku melahirkan anaknya. Lebih sakit dari rasa sakit, ketika dia tidak mau memakan masakan yang aku buat dengan susah payah. Lebih sakit daripada sakit ketika dia tidak pulang kerumah saat ulang tahun perkawinan kami kemarin. Lebih sakit dari rasa sakit ketika dia lebih suka mencumbu komputernya dibanding aku.
Tapi aku tidak pernah bisa marah setiap melihat perempuan itu. Meisha begitu manis, dia bisa hadir tiba2, membawakan donat buat anak2, dan membawakan ekrol kesukaanku. Dia mengajakku jalan2, kadang mengajakku nonton. kali lain, dia datang bersama suami dan ke-2 anaknya yang lucu2.
Aku tidak pernah bertanya, apakah suamiku mencintai perempuan berhati bidadari itu? karena tanpa bertanya pun aku sudah tahu, apa yang bergejolak dihatinya.
Suatu sore, mendung begitu menyelimuti jakarta, aku tidak pernah menyangka, hatikupun akan mendung, bahkan gerimis kemudian.

Anak sulungku, seorang anak perempuan cantik berusia 7 tahun, rambutnya keriting ikal dan cerdasnya sama seperti ayahnya. Dia berhasil membuka password email Papa nya, dan memanggilku, " Mama, mau lihat surat papa buat tante Meisha ?"
Aku tertegun memandangnya, dan membaca surat elektronik itu,

Dear Meisha,

Kehadiranmu bagai beribu bintang gemerlap yang mengisi seluruh relung hatiku, aku tidak pernah merasakan jatuh cinta seperti ini, bahkan pada Rima. Aku mencintai Rima karena kondisi yang mengharuskan aku mencintainya, karena dia ibu dari anak2ku.. 
 
Ketika aku menikahinya, aku tetap tidak tahu apakah aku sungguh2 mencintainya. Tidak ada perasaan bergetar seperti ketika aku memandangmu, tidak ada perasaan rindu yang tidak pernah padam ketika aku tidak menjumpainya. Aku hanya tidak ingin menyakiti perasaannya. Ketika konflik2 terjadi saat kami pacaran dulu, aku sebenarnya kecewa, tapi aku tidak sanggup mengatakan padanya bahwa dia bukanlah perempuan yang aku cari untuk mengisi kekosongan hatiku. Hatiku tetap terasa hampa, meskipun aku menikahinya.

Aku tidak tahu, bagaimana caranya menumbuhkan cinta untuknya, seperti ketika cinta untukmu tumbuh secara alami, seperti pohon2 beringin yang tumbuh kokoh tanpa pernah mendapat siraman dari pemiliknya. Seperti pepohonan di hutan2 belantara yang tidak pernah minta disirami, namun tumbuh dengan lebat secara alami. Itu yang aku rasakan.

Aku tidak akan pernah bisa memilikimu, karena kau sudah menjadi milik orang lain dan aku adalah laki2 yang sangat memegang komitmen pernikahan kami. Meskipun hatiku terasa hampa, itu tidaklah mengapa, asal aku bisa melihat Rima bahagia dan tertawa, dia bisa mendapatkan segala yang dia inginkan selama aku mampu. Dia boleh mendapatkan seluruh hartaku dan tubuhku, tapi tidak jiwaku dan cintaku, yang hanya aku berikan untukmu. Meskipun ada tembok yang menghalangi kita, aku hanya berharap bahwa engkau mengerti, you are the only one in my heart.

yours,

Mario



Mataku terasa panas. Jelita, anak sulungku memelukku erat. Meskipun baru berusia 7 tahun, dia adalah malaikat jelitaku yang sangat mengerti dan menyayangiku.

Suamiku tidak pernah mencintaiku. Dia tidak pernah bahagia bersamaku.. Dia mencintai perempuan lain.
Aku mengumpulkan kekuatanku.. Sejak itu, aku menulis surat hampir setiap hari untuk suamiku.. Surat itu aku simpan diamplop, dan aku letakkan di lemari bajuku, tidak pernah aku berikan untuknya.
Mobil yang dia berikan untukku aku kembalikan padanya. Aku mengumpulkan tabunganku yang kusimpan dari sisa2 uang belanja, lalu aku belikan motor untuk mengantar dan menjemput anak2ku. Mario merasa heran, karena aku tidak pernah lagi bermanja dan minta dibelikan bermacam2 merek tas dan baju. Aku terpuruk dalam kehancuranku. Aku dulu memintanya menikahiku karena aku malu terlalu lama pacaran, sedangkan teman2ku sudah menikah semua. Ternyata dia memang tidak pernah menginginkan aku menjadi istrinya.

Betapa tidak berharganya aku. Tidakkah dia tahu, bahwa aku juga seorang perempuan yang berhak mendapatkan kasih sayang dari suaminya ? Kenapa dia tidak mengatakan saja, bahwa dia tidak mencintai aku dan tidak menginginkan aku ? itu lebih aku hargai daripada dia cuma diam dan mengangguk dan melamarku lalu menikahiku. Betapa malangnya nasibku.
Mario terus menerus sakit2an, dan aku tetap merawatnya dengan setia. Biarlah dia mencintai perempuan itu terus didalam hatinya. Dengan pura2 tidak tahu, aku sudah membuatnya bahagia dengan mencintai perempuan itu. Kebahagiaan Mario adalah kebahagiaanku juga, karena aku akan selalu mencintainya.



**********

Setahun kemudian…

Meisha membuka amplop surat2 itu dengan air mata berlinang. Tanah pemakaman itu masih basah merah dan masih dipenuhi bunga.



" Mario, suamiku….

 

Aku tidak pernah menyangka pertemuan kita saat aku pertama kali bekerja dikantormu, akan membawaku pada cinta sejatiku.. Aku begitu terpesona padamu yang pendiam dan tampak dingin. Betapa senangnya aku ketika aku tidak bertepuk sebelah tangan. Aku mencintaimu, dan begitu posesif ingin memilikimu seutuhnya. Aku sering marah, ketika kamu asyik bekerja, dan tidak memperdulikan aku. Aku merasa diatas angin, ketika kamu hanya diam dan menuruti keinginanku… Aku pikir, aku si puteri cantik yang diinginkan banyak pria, telah memenuhi ruang hatimu dan kamu terlalu mencintaiku sehingga mau melakukan apa saja untukku…..

Ternyata aku keliru…. aku menyadarinya tepat sehari setelah pernikahan kita. Ketika aku membanting hadiah jam tangan dari seorang teman kantor dulu yang aku tahu sebenarnya menyukai Mario.

Aku melihat matamu begitu terluka, ketika berkata, " kenapa, Rima ? Kenapa kamu mesti cemburu ? dia sudah menikah, dan aku sudah memilihmu menjadi istriku ?"

Aku tidak perduli,dan berlalu dari hadapanmu dengan sombongnya.

Sekarang aku menyesal, memintamu melamarku. Engkau tidak pernah bahagia bersamaku. Aku adalah hal terburuk dalam kehidupan cintamu. Aku bukanlah wanita yang sempurna yang engkau inginkan.

 

Istrimu,

Rima"



Di surat yang lain,

"………Kehadiran perempuan itu membuatmu berubah, engkau tidak lagi sedingin es. Engkau mulai terasa hangat, namun tetap saja aku tidak pernah melihat cahaya cinta dari matamu untukku, seperti aku melihat cahaya yang penuh cinta itu berpendar dari kedua bola matamu saat memandang Meisha……"

Disurat yang kesekian,

"…….Aku bersumpah, akan membuatmu jatuh cinta padaku.

Aku telah berubah, Mario. Engkau lihat kan, aku tidak lagi marah2 padamu, aku tidak lagi suka membanting2 barang dan berteriak jika emosi. Aku belajar masak, dan selalu kubuatkan masakan yang engkau sukai. Aku tidak lagi boros, dan selalau menabung. Aku tidak lagi suka bertengkar dengan ibumu. Aku selalu tersenyum menyambutmu pulang kerumah. Dan aku selalu meneleponmu, untuk menanyakan sudahkah kekasih hatiku makan siang ini? Aku merawatmu jika engkau sakit, aku tidak kesal saat engkau tidak mau aku suapi, aku menungguimu sampai tertidur disamping tempat tidurmu, dirumah sakit saat engkau dirawat, karena penyakit pencernaanmu yang selalu bermasalah…….
Meskipun belum terbit juga, sinar cinta itu dari matamu, aku akan tetap berusaha dan menantinya…….."

Meisha menghapus air mata yang terus mengalir dari kedua mata indahnya… dipeluknya Jelita yang tersedu-sedu disampingnya.

Disurat terakhir, pagi ini…

"…………....Hari ini adalah hari ulang tahun pernikahan kami yang ke-9. Tahun lalu engkau tidak pulang kerumah, tapi tahun ini aku akan memaksamu pulang, karena hari ini aku akan masak, masakan yang paling enak sedunia. Kemarin aku belajar membuatnya dirumah Bude Tati, sampai kehujanan dan basah kuyup, karena waktu pulang hujannya deras sekali, dan aku hanya mengendarai motor.

Saat aku tiba dirumah kemarin malam, aku melihat sinar kekhawatiran dimatamu. Engkau memelukku, dan menyuruhku segera ganti baju supaya tidak sakit.

Tahukah engkau suamiku,

Selama hampir 15 tahun aku mengenalmu, 6 tahun kita pacaran, dan hampir 9 tahun kita menikah, baru kali ini aku melihat sinar kekhawatiran itu dari matamu, inikah tanda2 cinta mulai bersemi dihatimu ?………"

Jelita menatap Meisha, dan bercerita,
" Siang itu Mama menjemputku dengan motornya, dari jauh aku melihat keceriaan diwajah mama, dia terus melambai-lambaikan tangannya kepadaku. Aku tidak pernah melihat wajah yang sangat bersinar dari mama seperti siang itu, dia begitu cantik. Meskipun dulu sering marah2 kepadaku, tapi aku selalu menyayanginya. Mama memarkir motornya diseberang jalan, Ketika mama menyeberang jalan, tiba2 mobil itu lewat dari tikungan dengan kecepatan tinggi…… aku tidak sanggup melihatnya terlontar, Tante….. aku melihatnya masih memandangku sebelum dia tidak lagi bergerak……" Jelita memeluk Meisha dan terisak-isak. Bocah cantik ini masih terlalu kecil untuk merasakan sakit di hatinya, tapi dia sangat dewasa.
Meisha mengeluarkan selembar kertas yang dia print tadi pagi. Mario mengirimkan email lagi kemarin malam, dan tadinya aku ingin Rima membacanya.

Dear Meisha,

Selama setahun ini aku mulai merasakan Rima berbeda, dia tidak lagi marah2 dan selalu berusaha menyenangkan hatiku. Dan tadi, dia pulang dengan tubuh basah kuyup karena kehujanan, aku sangat khawatir dan memeluknya. Tiba2 aku baru menyadari betapa beruntungnya aku memiliki dia. Hatiku mulai bergetar…. Inikah tanda2 aku mulai mencintainya ?

Aku terus berusaha mencintainya seperti yang engkau sarankan, Meisha. Dan besok aku akan memberikan surprise untuknya, aku akan membelikan mobil mungil untuknya, supaya dia tidak lagi naik motor kemana-mana. Bukan karena dia ibu dari anak2ku, tapi karena dia belahan jiwaku….

Meisha menatap Mario yang tampak semakin ringkih, yang masih terduduk disamping nisan Rima. Diwajahnya tampak duka yang dalam. Semuanya telah terjadi, Mario. Kadang kita baru menyadari mencintai seseorang, ketika seseorang itu telah pergi meninggalkan kita.

















Label: 0 komentar |
fnc muslimah
Hidup manusia itu seperti sebuah buku.
Front cover adalah tanggal lahir.

Back cover adalah tanggal pulang.



Kehidupan itu ibarat sebuah buku…

sampul depan buku adalah awal mula kehidupan …

sampul belakang buku adalah akhir penutup kehidupan..

tiap lembar buku adalah tiap-tiap detik kehidupan yang dilalui…

tiap lembar buku adalah tiap-tiap menit kehidupan yang dilalui…

tiap lembar buku adalah tiap-tiap jam kehidupan yang dilalui…

tiap lembar buku adalah tiap-tiap hari kehidupan yang dilalui…



Ada buku yang menarik dibaca…

ada yang tidak menarik dibaca…

ada yang sedikitpun tidak dilirik..

bahkan tidak dibaca sama sekalipun…

ada buku yang hanya menjadi pajangan saja…



Seburuk apapun halaman buku…

sekotor apapun coretan kehidupan halaman buku…

selalu tersedia halaman selanjutnya yang putih bersih dan polos…

halaman baru yang tiada cacat tiada cela..

untuk diisi dengan coretan kehidupan…

hingga tiba pada lembar akhir buku…

dan buku pun ditutup…..



demikian pula kehidupan…

seburuk apapun hari yang telah dilalui…

Allah selalu menyediakan hari yang baru untuk dilalui…

Allah selalu memberi kesempatan yang baru…

untuk melakukan sesuatu hal yang benar dalam kehidupan dihadapan Allah..

untuk memperbaiki kesalahan di hari sebelumnya..

untuk melanjutkan alur cerita kehidupan yang sudah ditetapkan-Nya..

untuk kehidupan seluruh hamba-Nya..

hingga tiba pada akhir kehidupan…

memenuhi panggilan-Nya…

yang tak dapat ditunda dan tak dapat dipercepat…

namun pasti kan tiba..



Nikmati, isi dengan hal-hal yang baik dan jangan lupa untuk selalu bertanya kepada Tuhan tentang apa yang harus ditulis tiap-tiap harinya…



Semoga isi coretan halaman buku kehidupan…

kehidupanku..

kehidupanmu..

kehidupan dia..

kehidupan mereka..

kehidupan kalian…

kehidupan kita semua hamba Allah…

bisa menjadi orang yang dapat membawa perubahan bagi dunia ini

menjadi terang bagi yang gelap…



*http://j3sra3l.wordpress.com/2010/09/23/buku-kehidupan/

Label: 0 komentar |
fnc muslimah

Persembahan Untuk sahabatku Weny Wulandari: semoga menjadi keluarga samara (sakinah,mawadah,warahmah)

wahai pengantin

bidadarimu ini cantiknya tak kan abadi

pangeranmu ini gagahnya tak kan lama

siapkah bila tanpa kau sadari

bidadarimu akan renta

pangeranmu akan tua



sudikah bila nanti

bidadarimu menjadi karung goni

pangeranmu seperti zombi

ingat semua tak abadi



bila jenuhmu mulai menghantui

bila bosanmu kian merajai

nyanyikanlah kembali

janji setia sehidup semati

karena hanya cinta yang bisa terpatri



lupakan segala kecewa

hapuskan semua luka

yakinkan hatimu selamanya

yang terbaik bagimu hanyalah dia


 
Label: 0 komentar |
fnc muslimah


Ya Allah...


Jika aku jatuh cinta

Cintakanlah aku pada seseorang yang melabuhkan cintanya pada-Mu

Agar bertambah kekuatanku untguk mencintai-Mu



Ya Muhaimin...

Jika aku jatuh cinta

Jagalah cintaku padanya

Agar tidak melebihi cintaku pada-Mu



Ya Allah...

Jika aku jatuh hati

Izinkanlah aku menyentuh hati seseorang yang hatinya terpaut pada-Mu

Agar tidak terjatuh aku dalam jurang cinta semu



Ya Rabbana...

Jika aku jatuh hati

Jagalah hatiku padanya

Agar tidak berpaling pada hati-Mu



Ya Allah...

Jika aku rindu

Rindukanlah aku pada seseorang yang merindukan syahid dijalan-Mu



Ya Rabbul Izzati...

Jika aku rindu

Jagalah rinduku padanya

Agar tidak lalai aku merindukan syurga-Mu



Ya Allah...

Jika aku menikmati cinta kekasihmu

Janganlah kenikmatan itu

Melebihi kenikmatan indahnya bermunajat disepertiga malam terakhir-Mu



Ya Uhibbuka Fillah...

Jika aku jatuh hati pada kekasih-Mu

Jangan biarkan aku tertatih dan terjatuh

Didalam perjalanan panjang menyeru manusia kepada-Mu



Ya Allah...

Jika KAU halalkan aku merindukan kekasih-Mu

Jangan biarkan aku melampaui batas

Sehingga melupakan aku pada cinta hakiki dan rindu abadi hanya pada-Mu



Ya Rabb...

Engkau mengetahui bahwa hati-hati ini telah berhimpun dalam cinta pada-Mu

Telah berjumpa pada taat pada-Mu

Telah bersatu dalam dakwah pada-Mu

Telah berpadu dalam membela syariat-Mu



Kokohkanlah Ya Allah ikatannya

Kekalkanlah cintanya

Tunjukkanlah jalan-jalannya

Penuhilah hati-hati ini dengan cahaya-Mu yang tiada pernah pudar

Lapangkanlah dada-dada kami dengan limpahan keimanan kepada-Mu dan keindahan bertawakal dijalan-Mu





Amin yaa rabbal'alamin...

fnc muslimah
Seorang gadis menulis surat untuk calon suaminya dan menyimpannya di atas awan. Ini isi suratnya :




Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh…

Dear calon suamiku…

Apa kabarnya imanmu hari ini? Sudahkah harimu ini diawali dengan syukur karena dapat menatap kembali fananya hidup ini? Sudahkah air wudhu menyegarkan kembali ingatanu atas amanah yang saat ini tengah kau genggam?
Wahai Calon Suamiku…

Tahukah engkau betapa Allah sangat mencintaiku dengan dahsyatnya? Disini aku ditempa untuk menjadi dewasa, agar aku lebih bijak menyikapi sebuah kehidupan dan siap mendampingimu kelak. Meskipun kadang keluh dan putus asa menyergapi, namun kini kurasakan diri ini lebih baik.

Kadang aku bertanya-tanya, kenapa Allah selalu mengujiku tepat dihatiku. Bagian terapuh diriku, namun aku tahu jawabannya. Allah tahu dimana tempat yang paling tepat agar aku senantiasa kembali mengingat-Nya kembali mencintai-Nya. Ujian demi ujian Insya Allah membuatku menjadi lebih tangguh, sehingga saat kelak kita bertemu, kau bangga telah memiliki aku dihatimu, menemani harimu.
Calon suamiku…

Entah dimana dirimu sekarang. Tapi aku yakin Allah pun mencintaimu sebagaimana Dia mencintaiku. Aku yakin Dia kini tengah melatihmu menjadi mujahid yang tangguh, hingga akupun bangga memilikimu kelak.

Apa yang kuharapkan darimu adalah kesalihan. Semoga sama halnya dengan dirimu. Karena apabila kecantikan yang kau harapkan dariku, hanya kesia-siaan yang dapati.

Aku masih haus akan ilmu. Namun berbekal ilmu yang ada saat ini, aku berharap dapat menjadi isteri yang mendapat keridhaan Allah dan dirimu, suamiku.

Wahai calon suamiku…

Saat aku masih menjadi asuhan ayah dan bundaku, tak lain doaku agar menjadi anak yang solehah, agar kelak dapat menjadi tabungan keduanya di akhirat. Namun nanti, setelah menjadi isterimu, aku berharap menjadi pendamping yang solehah agar kelak disyurga cukup aku yang menjadi bidadarimu, mendampingi dirimu yang soleh.

Aku ini pencemburu berat. Tapi kalau Allah dan Rasulullah lebih kau cintai daripada aku, aku rela. Aku harap begitu pula dirimu.

Pernah suatu ketika aku membaca sebuah kisah; “Aku minta pada Allah setangkai bunga segar, Dia memberiku kaktus berduri. Aku minta kepada Allah hewan mungil nan cantik, Dia beri aku ulat berbulu. Aku sempat kecewa dan protes. Betapa tidak adilnya ini.

Namun kemudian kaktus itu berbunga, sangat indah sekali. Dan ulatpun tumbuh dan beruba menjadi kupu-kupu yang teramat cantik. Itulah jalan Allah, indah pada waktunya. Allah tidak memberi apa yang kita inginkan, tapi Allah memberi apa yang kita butuhkan.”

Aku yakin kaulah yang kubutuhkan, meski bukan seperti yang aku harapkan.
Calon suamiku yang di rahmati Allah…

Apabila hanya sebuah gubuk menjadi perahu pernikahan kita, takkan kunamai dengan gubuk derita. Karena itulah markas dakwah kita, dan akan menjadi indah ketika kita hiasi dengan cinta dan kasih.

Ketika kelak telah lahir generasi penerus dakwah islam dari pernikahan kita, Bantu aku untuk bersama mendidiknya dengan harta yang halal, dengan ilmu yang bermanfaat, terutama dengan menanamkan pada diri mereka ketaatan kepada Allah SWT.

Bunga akan indah pada waktunya. Yaitu ketika bermekaran menghiasi taman. Maka kini tengah kupersiapkan diri ini sebaik-baiknya, bersiap menyambut kehadiranmu dalam kehidupanku.

Kini aku sedang belajar menjadi yang terbaik. Meski bukan umat yang terbaik, tapi setidaknya menjadi yang terbaik disisimu kelak.
Calon suamiku…

Inilah sekilas harapan yang kuukirkan dalam rangkaian kata. Seperti kata orang, tidak semua yang dirasakan dapat diungkapkan dengan kata-kata. Itulah yang kini kuhadapi. Kelak saat kita tengah bersama, maka disitulah kau akan memahami diriku, sama halnya dengan diriku yang akan belajar memahamimu.





Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh…

Label: 0 komentar |
fnc muslimah
Duhai gadis, maukah ku beritahukan padamu bagaimana mencintai dengan indah?

Inginkah ku bisikkan bagaimana mencintai dengan syahdu.

Maka dengarlah..

Gadis, Saat ku jatuh cinta..

Tak akan ku berucap..

Tak akan ku berkata..

Namun ku hanya akan diam..

Saat ku mencintai, takkan pernah ku menyatakan.

Tak akan ku menggoreskan..

Yang ku lakukan hanyalah diam..
Aku tahu, cinta adalah fitrah..sebuah anugrah tak terperih..

Karena cinta adalah kehidupan. Karena rasa itu adalah cahaya. Aku tahu, hidup tanpa cinta, bagaikan hidup dalam gelap gulita.. Namun.. Saat rasa itu menyapa, maka hadapi dgn anggun. Karena rasa itu ibarat belenggu pelangi, dengan begitu banyak warna. Cinta terkadang mbuatmu bahagia, namun tak jarang mbuatmu menderita. Cinta ada kalanya manis bagaikan gula, Namun juga mampu memberi pahit yang sangat getir. Cinta adalah perangkap rasa.. Sekali kau salah berlaku, maka kau akan terkungkung dalam waktu yang lama dalam lingkaran derita.

Maka gadis, Agar kau dapat keluar dari belenggu itu. Dan mampu melaluinya dgn anggun.. Maka mencintailah dalam hening. Dalam diam.. Tak perlu kau lari, tak perlu kau hindari. Namun juga, jangan kau sikapi dgn berlebihan. Jangan kau umbar rasamu. Jangan kau tumpahkan segala sukamu..

Cobalah merenung sejenak dan fikirkan dgn tenang.. Kita percaya takdir bukan? Kita tahu dengan sangat jelas... Dia, Allah telah mengatur segalanya dengan begitu rapinya? Jadi, apa yang kau risaukan? Biarkan Allah yg mengaturnya, Dan yakinlah di tangan-Nya semua akan baik-baik saja..

Cobalah renungkan... Dia yang kau cinta, belum tentu atau mungkin tak akan pernah menjadi milikmu.. Dia yang kau puja, yang kau ingat saat siang dan yang kau tangisi ketika malam, Akankah dia yang telah Allah takdirkan denganmu?

Gadis, kita tak tahu dan tak akan pernah tahu.. Hingga saatnya tiba.. Maka, ku ingatkan padamu, tidakkah kau malu jika smua rasa telah kau umbar... Namun ternyata kelak bukan kau yg dia pilih untuk mendampingi hidupnya? Gadis, Karena cinta kita begitu agung untuk di umbar.. Begitu mulia untuk di tampakkan.. Begitu sakral untuk di tumpahkan..

Dan sadarilah gadis, fitrah kita wanita adalah pemalu, Dan kau indah karena sifat malumu.. Lalu, masihkah kau tampak menawan jika rasa malu itu telah di nafikan? Masihkah kau tampak bestari jika malu itu telah kau singkap.. Duhai gadis, jadikan malu sebagai selendangmu.. Maka tawan hatimu sendiri dalam sangkar keimanan.. Dalam jeruji kesetiaan.. Yah.. Kesetiaan padanya yg telah Allah tuliskan namamu dan namanya di Lauhul Mahfuzh.. Jauh sebelum bumi dan langit dicipta..

Maka cintailah dlm hening. Agar jika memang bukan dia yg ditakdirkan untukmu, Maka cukuplah Allah dan kau yg tahu segala rasamu.. Agar kesucianmu tetap terjaga.. Agar keanggunanmu tetap terbias..

Maka, ku beritahukan padamu, Pegang kendali hatimu..Jangan kau lepaskan. Acuhkan semua godaan yg menghampirimu.. Cinta bukan untuk kau hancurkan, bukan untuk kau musnahkan.. Namun cinta hanya butuh kau kendalikan, hanya cukup kau arahkan..

Gadis... yg kau butuhkan hanya waktu, sabar dan percaya..

Maka, peganglah kendali hatimu, Lalu..Arahkan pd Nya.. Dan cintailah dalam diam.. Dalam hening.. Itu jauh lebih indah..

Jauh lebih suci



Label: 0 komentar |
fnc muslimah
AYAT ALLAH TENTANG MENJAGA SUATU PERKATAAN

Al Quran : (4) An Nisaa’ : Ayat 148

Allah tidak menyukai ucapan buruk, (yang diucapkan) dengan terus terang kecuali oleh orang yang dianiaya. Allah adalah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. (QS. 4:148)

Al Quran : (49) Al Hujuraat : Ayat 11

Hai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan orang laki-laki merendahkan kumpulan yang lain, boleh jadi yang ditertawakan itu lebih baik dari mereka. Dan jangan pula sekumpulan perempuan merendahkan kumpulan lainnya, boleh jadi yang direndahkan itu lebih baik. Dan janganlah suka mencela dirimu sendiri dan jangan memanggil dengan gelaran yang mengandung ejekan. Seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk sesudah iman dan barangsiapa yang tidak bertobat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim. (QS. 49:11)


Al Quran : (17) Al Israa’ : Ayat 53

Dan katakanlah kepada hamha-hamba-Ku: “Hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang lebih baik (benar). Sesungguhnya syaitan itu menimbulkan perselisihan di antara mereka. Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagi manusia. (QS. 17:53)

Al Quran : (17) Al Israa’ : Ayat 53



Dan katakanlah kepada hamha-hamba-Ku: “Hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang lebih baik (benar). Sesungguhnya syaitan itu menimbulkan perselisihan di antara mereka. Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagi manusia. (QS. 17:53)





AYAT ALLAH TENTANG DATANGNYA KEMATIAN

Al Quran (4) An Nisaa’ : Ayat 78

Di mana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendatipun kamu di dalam benteng yang tinggi lagi kokoh, dan jika mereka memperoleh kebaikan, mereka mengatakan: “Ini adalah dari sisi Allah”, dan kalau mereka ditimpa sesuatu bencana mereka mengatakan: “Ini (datangnya) dari sisi kamu (Muhammad)”. Katakanlah: “Semuanya (datang) dari sisi Allah”. Maka mengapa orang-orang itu (orang munafik) hampir-hampir tidak memahami pembicaraan sedikitpun? (QS 4:78)



AYAT ALLAH TENTANG MUSIBAH BAGI MANUSIA
Al Quran (6) Al An’aam : Ayat 63

Katakanlah: “Siapakah yang dapat menyelamatkan kamu dari bencana di darat dan di laut, yang kamu berdoa kepada-Nya dengan rendah diri dengan suara yang lembut (dengan mengatakan: “Sesungguhnya jika Dia menyelamatkan kami dari (bencana) ini, tentulah kami menjadi orang-orang yang bersyukur”. (QS 6:63)



AYAT ALLAH TENTANG ZINA

Al Quran (25) Al Furqaan : Ayat 68

Dan orang-orang yang tidak menyembah tuhan yang lain beserta Allah dan tidak membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya) kecuali dengan (alasan) yang benar, dan tidak berzina, barang siapa yang melakukan yang demikian itu, niscaya dia mendapat (pembalasan) dosa(nya), (QS. 25:68)


Al Quran (17) Al Israa’ : Ayat 32

Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk. (QS. 25:32)



AYAT ALLAH TENTANG KEBOHONGAN

Al Quran (24) An Nuur : Ayat 15

(Ingatlah) di waktu kamu menerima berita bohong itu dari mulut ke mulut dan kamu katakan dengan mulutmu apa yang tidak kamu ketahui sedikit juga, dan kamu menganggapnya suatu yang ringan saja. Padahal dia pada sisi Allah adalah besar. (QS. 24:15)


Al Quran (24) An Nuur : Ayat 16


Dan mengapa kamu tidak berkata, diwaktu mendengar berita bohong itu: “Sekali-kali tidaklah pantas bagi kita memperkatakan ini, Maha Suci Engkau (Ya Tuhan kami), ini adalah dusta yang besar.” (QS. 24:16)



AYAT ALLAH TENTANG AGAMA ISLAM


Al Quran (2) Al Baqarah : Ayat 217


Barangsiapa yang murtad di antara kamu dari agamanya, lalu dia mati dalam kekafiran, maka mereka itulah yang sia-sia amalannya di dunia dan di akhirat, dan mereka itulah penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya. (QS 2:217)


Al Quran (2) Al Baqarah : Ayat 132

Dan Ibrahim telah mewasiatkan ucapan itu kepada anak-anaknya, demikian pula Ya’qub. (Ibrahim berkata): “Hai anak-anakku! Sesungguhnya Allah telah memilih agama ini bagimu, maka janganlah kamu mati kecuali dalam memeluk agama Islam”. (QS 2:132)

Al Quran : (2) Al Baqarah : Ayat 256



Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat. Karena itu barangsiapa yang ingkar kepada Thaghut dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang amat kuat yang tidak akan putus. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. (QS 2:256)





AYAT ALLAH TENTANG MEMAKAN MAKANAN YANG HARAM

Al Quran : (5) Al Maa’idah : Ayat 3


Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi, (daging hewan) yang disembelih atas nama selain Allah, yang tercekik, yang terpukul, yang jatuh, yang ditanduk, dan diterkam binatang buas, kecuali yang sempat kamu menyembelihnya, dan (diharamkan bagimu) yang disembelih untuk berhala. Dan (diharamkan juga) mengundi nasib dengan anak panah, (mengundi nasib dengan anak panah itu) adalah kefasikan. Pada hari ini orang-orang kafir telah putus asa untuk (mengalahkan) agamamu, sebab itu janganlah kamu takut kepada mereka dan takutlah kepada-Ku. Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu. Maka barang siapa terpaksa karena kelaparan tanpa sengaja berbuat dosa, sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS 5:3)

Al Quran : (2) Al Baqarah : Ayat 173

Sesungguhnya Allah hanya mengharamkan bagimu bangkai, darah, daging babi, dan binatang yang (ketika disembelih) disebut (nama) selain Allah. Tetapi barangsiapa dalam keadaan terpaksa (memakannya) sedang dia tidak menginginkannya dan tidak (pula) melampaui batas, maka tidak ada dosa baginya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS 2:173)



fnc muslimah
Malam-malam aku sendiri.. hupf..(kok nyanyi..) ngerjain tugas sampai malam begini, mending posting gambar-gambar muslim yang lucu.. hiiii..hi... karya-karya yang sangat hebat nih, bukan hanya karena gambarnya, tetapi juga karena makna persahabatan yang ingin di sampaikan oleh pelukisnya. semua manusia pasti punya sahabat dalam hidupnya, yang membuat harinya menjadi lebih berwarna, menurutku sahabat bagai air yang bila kita haus mereka akan mengobati dahaga kita. ok kawan silahkan lihat piku-pikunya.

persahabatan empat sekawan.. jadi inget waktu sekolah dulu..hehe.. teman-teman aku kangen

berdua memang lebih baik..hehe...


nah pastinya yang namanya sahabat nggak jauh dari kegiatan berbagi terutama soal makan, jadi inget dulu waktu sma makan ketoprak satu piring berlima eh...berduabelas.. hah.. memang kenyang? kalian tentu tahu jawabanya, tetapi kebersamaannya itu yang membuat perut jadi kenyang..he..he..

 
kalau gambar yang satu ini mengingatkanku waktu pulang ngaji, ngobrol dijalan sambil ngapalin surat pendek, untuk puisi dalam gambar ini ku tujukan untuk sahabat masa kecilku yang sekarang aku tak tahu keberadaanya.


hidup pramuka.. hayoo siapa yang nggak pernah ikut pramuka? pramuka sekarang hanya dijadikan ekstrakurikuler saja padahal dulu wajib loh. ada jadwal pelajarannya lagi.


menjalin persahabatan itu sama artinya menjalin ukhuwah, karena seorang sahabat mungkin dapat menjadi seperti saudara atau bahkan lebih baik dari saudara kita sendiri.


gimana ceritanya kalau sahabat kamu cowok nih? nggak masalah kawan hanya saja kita perlu membatasi dan menjaga sikap kita, yang penting kita tetap bisa menjaga diri kita dengan baik dan bergaul sewajarnya saja.


siapapun sahabatmu itu tidak masalah, tapi ingat sebuah persahabatan tentunya di bumbui berbagai macam rasa namun bila badai menerpa lihatlah dari dua sisi jangan dari satu sisi saja, lihatlah saat kita tertawa olehnya bukan karena kita menangis olehnya.




*picture: http://www.desainkawanimut.com/ dan http://www.muslim-manga.deviantart.com/
Label: 0 komentar |
fnc muslimah

Inilah kelanjutan dari cerpen "aku ingin menjadi istrimu" karya bunda Asma nadia, sekuel keduanya ini nggak kalah bagusnya dengan cerpen pertamanya itu loh. bagi yang belum pernah baca silahkan baca disini tapi yang sudah baca boleh juga kok baca lagi.. he..he...^_^


Berapa banyak perempuan dalam hidupmu Bang? Berapa yang kau butuhkan?

Berapa banyak perempuan dalam hidupmu Bang?

Dulu kukira hanya aku. Hingga resahmu memecahkan batu kediaman. Pengakuan yang mengagetkan, dan rasanya akan sulit dipercayai siapapun yang mengenalmu.
"Aku… pernah menikah sebelumnya, Tya," ujarmu dengan putus-putus. Tiga hari menjelang pernikahan kita.

Kali ini aku berharap sedang tidur dan bermimpi. Nyatanya tidak. Kepalaku yang menunduk, masih dapat menekuri butiran-butiran tanah merah yang rekah di belakang rumah. Beberapa saat kita hanya berdiam diri, menikmati deburan hati satu sama lain. Kau dengan perasaan bersalahmu, dan aku dengan sebersit rasa kecewa. Ternyata aku bukan yang pertama.
"Tapi itu sebuah kesalahan," lanjutmu berusaha meyakinkan, dan mengusir embun yang memberat di mataku.

"Kami masih muda Tya. Dan ketika itu aku tidak seperti sekarang. Terlalu sering kami berdua hingga melakukan kesalahan itu. Maafkan aku."

Ego keperempuananku terusik. Begitu saja perasaanku melambungkan sederet pertanyaan. Siapa perempuan itu? Bidadari pertama yang menghangatkan hatimu. Cantikkah dia? Kenapa kalian berpisah?

"Belakangan kami sama-sama sadar, Tya. Tidak ada cinta. Yang ada hanya gejolak anak muda. Kami bercerai setelah tiga bulan pernikahan dengan kehangatan yang lama-lama meredup."
Aku masih diam. Dalam imajinasiku, tanah-tanah tempat kaki-kaki kita menapak seakan rekah dan meninggalkan jurang yang lebar. Memisahkan kau dan aku.

Tapi layakkah menghukum seseorang berdasarkan masa lalu?

"Maafkan aku," sesalmu lagi, dengan mata yang tampak memerah, ketika sekilas tadi tatapanku melintasi wajahmu.

Betapapun, perasaan beruntung mendapatkan anugerah itu jauh lebih besar dibandingkan badai yang kau bawa di hatiku hari itu. Jangan sombong Tya, kau sendiri siapa? Masih banyak gadis yang akan mengejar bang, meskipun tahu yang sebenarnya. Meski tahu kesalahan yang pernah diperbuatnya, dan status yang pernah disandangnya.

Kubuang air mata yang sempat memberati kelopakku. Kutengadahkan wajah. Kulihat wajahmu bercahaya, dan senyum lebar yang menghiasi di sana, kala pernikahan kita terlaksana. Walaupun ego sebagai perempuan, kadang sulit menghilangkan keingintahuan itu. Sebahagia ini jugakah kau dulu, Bang?

"Terima kasih Tya. Terima kasih telah melengkapiku, Cinta."

Kata cinta yang kau ucapkan, tak lama setelah ijab kabul selesai dan mengantarkan kita pada status yang baru. Kau suamiku, dan aku istrimu.

Setelah itu adalah hari-hari indah menjelajahi negeri peri. Berdua kita menyelusuri dunia yang memberi bahagia tanpa batas. Tak ada kata-kata yang bisa kutemukan untuk menjelaskan perasaanku saat itu, ketika aku menjadi perempuan satu-satunya dalam hidup Bang.

Lalu hari membuahkan minggu, dan minggu melahirkan bulan. Begitu cepat bilangan bulan berganti tahun. Waktu telah memberi kita bahagia yang lain. Gadis kecil kita. Matanya mewarisi sipit matamu, dan bibirnya mewarisi mungil bibirku. Setidaknya itulah komentar pertama yang keluar darimu ketika melihat Aulia.

Hidup tak lagi menjadi milik berdua. Tapi aku tak pernah marah pada makhluk ketiga yang hadir dalam hari-hari kita. Aulia yang begitu cepat tumbuh dan semakin menggemaskan.

"Terima kasih telah memberiku kebahagiaan sebesar ini, Cinta."

Berulang-ulang kalimat itu kau tujukan padaku dengan mata yang semakin dilekati cinta. Cinta yang bergulir dan kulihat semakin besar di matamu. Apalagi ketika sosok lain lahir dari rahimku. Gagah, lucu dan montok. Kau memberikan nama Aditya untuk bayi kedua kita.

Masih ingatkah Bang, saat kita duduk di teras rumah, dengan satu sosok mungil di pangkuan masing-masing. Mengenalkan mereka kepada bulan, bintang, dan langit. Juga benda-benda angkasa lain.

"Ayah akan bekerja lebih keras." Katamu sambil memandang wajah imut Aulia, yang masih berceloteh, dan Adit yang terkantuk-kantuk dalam buaianku.

"Tapi beri anak-anak waktu. Terutama ibunya," bisikku yang kau balas dengan mendekatkan wajahmu, lalu mengecup dahiku. Penuh cinta, seperti biasa.

Hari-hari kita tetap indah, betapapun kesibukan menjeratmu. Sebagai istri, aku hanya bisa mendukung sebisanya. Menyiapkan kebutuhanmu sehari-hari, sebelum pergi ke kantor, menyambutmu ketika pulang. Menjaga tidurmu ketika anak-anak rewel minta bermain dengan ayah mereka yang pulang menjelang pagi.

Di mataku kau tak pernah berubah. Masih laki-laki yangs ama yang selalu jujur dalam setiap langkah.laki-laki yang mengangkatku pada kedudukan para ratu. Begitu tinggi aku memandangmu, Bang. Sosok kukuh bertanggung jawab yang tak pernah sedikit pun kehilangan pesona di mataku.

Maka seperti petir memekakkan telinga, ketika suatu hari seseorang memberitahu kabar itu. Kau diam-diam menjalin hubungan dengan perempuan lain.

Kupeluk anak-anak dalam tangis yang tak bisa kutahan. Sungguh, aku tak habis pikir. Belum lagi hilang rasa sakit akibat opersi Caesar. Belum lagi kembali bentuk tubuh setelah berat badanku melonjak saat mengandung Aditya.

"Ibu kenapa?" tanya Aulia yang memasuki usia empat tahun. Jarinya yang kecil menghapus air mata yang turun di pipiku, sebagian membasahi wajah Adit, yang kuhapus dengan jemari bergetar.

Semua kebahagiaan yang kurasa lebih dari sempurna, tak cukupkah bagimu? Dimana salahku?

Pada cermin lemari, kupandang tubuhku yang jauh dari bentuk ideal. Inikah penyebabnya? Lemak menimbun di mana-mana. Pesona yang telah mengendur dan layu. Inikah yang membuatmu berpaling?

"Sabar, Tya. Ini memang cobaan perempuan." Suara Ibu mertuaku parau, saat memelukku. Belakangan, perempuan berusia enam puluhan itu menangis makin keras. Barangkali seperti aku, Ibu bisa melihat kebahagiaan kita yang pecah, seperti bintang di langit yang terbanting ke bumi. Kepingan-kepingan nya melukai begitu banyak hati.

"Maafkan aku, Tya. Maafkan aku, Cinta. Ini salahku."

Malam itu kau memeluk kakiku. Sementara aku hanya termangu, tanpa bisa bicara. Meski cairan bening hangat yang berasal dari matamu, membasahi daster panjang yang kukenakan.

Berapa banyak perempuan dalam hidupmu Bang? Berapa yang kau butuhkan?

Permintaan maafmu tak mengubah keadaan. Berbulan aku larut dalam kediaman yang membuat otak seakan berhenti berfungsi. Kecuali kewajiban terhadap anak-anak, lainnya tak kupedulikan. Wajahku kuyu, dengan mata bengkak karena setiap malam menangis. Kepercayaan diriku drop. Aku merasa seperti bunga yang dipangkas dari tangkainya, dan layu sebelum waktu.

Berbulan pula kucari jawaban atas sebuah kenapa yang tak pernah bisa kau jelaskan. Apakah karena aku sedah menjadi begitu tua, gembrot, dan jelek? Bagaimana pun, melahirkan dua anak telah merenggut tubuh ramping dan kesegaran perempuan muda.

Aku benar-benar kehilangan semangat untuk melakukan apa pun. Hingga setahun berlalu, aku bahkan belum berani bercermin dan menatap tubuhku di sana. Tubuh yang tak lagi menarik.

Pasti itulah alasan kenapa suamiku jatuh cinta pada perempuan lain. Cantik, sudah kulihat foto mesra mereka berdua. Kemana sikapmu yangbegitu terjaga semasa kuliah? Kenapa kini begitu mudah menyentuh, bahkan memeluk mesra perempuan yang belum menjadi istrimu?

Tapi kalimat-kalimat itu tak pernah kusampaikan padamu. Hanya menari-nari dalam pikiran yang kian kusut dari waktu ke waktu. Waktu yang kerap membawa anganku berpindah-pindah, masa lalu, masa kini, masa lalu, masa…

"Maafkan aku, Tya. Maafkan aku, Cinta."

Dihadapanmu aku masih larut dalam diam. Teringat satu hal yang kutelan mentah-mentah pada hari penuh madu yang memabukkan. "Pegang kata-kata ku, Tya. Selamanya, aku hanya akan memberimu kebahagiaan. Bukan yang lain. Pegang itu, ya?"

Kebahagiaan? Kata itu telah melayang jauh diantara bintang-bintang, bulan, dan langit yang dulu kita kenalkan pada anak-anak. Saat duduk bersama di beranda rumah. Ketika cinta masih bisa ku percaya.

Selama dua tahun kemudian, aku hidup dengan perasaan kosong. Berulang kali berusaha bangkit, untuk dua permata kecilku yang kini memasuki usia sekolah. Tapi lebih sering gagal. Hingga suatu hari kulihat Aulia tiba-tiba begitu dewasa. Waktu, telah begitu lama kah berlalu?

"Bu, Ibu harus tersenyum lagi." Begitu kalimat Aulia sambil tangannya menarik ujung ujung bibirku ke atas.

Ya Allah, hidup memang tak pernah mudah. Salahku yang melupakan cobaan.

Tertatih kucoba bangun dari hampa. Semua menyambut baik dan mendukung, juga suamiku. Tidak kupusingkan lagi hubungan Bang dengan perempuan itu. Sampai suatu hari ibu mertuaku datang dan membawa kabar. "Mereka sudah putus, Tya. Sudah putus. Alhamdulillah!"

Bibirku yang kering bergerak-gerak. Ada air mata yang jatuh disana.

"Kau tidak usah cemas, Tya," nasihat perempuan itu lagi, "waktu akan menyembuhkan kesedihan."

Begitulah, pagi ini untuk yang pertama kali aku berani menatap tubuhku di cermin. Entah bagaimana, sepertinya kesedihan juga telah menghilangkan sebagian berat badanku. Tentu saja mustahil mengharapkan tubuhku kembali dalam kondisi terbaik seperti dulu.

"Kau harus rajin minum jamu!" kata ibu mertuaku sambil menyodorkan segelas air berwarna kecokelatan dan berbau seperti lumpur. "Laki-laki suka dengan perempuan yang biasa minum jamu."

Sementara Ibuku yang sejak peristiwa itu seperti ingin menjaga jarak dengan masalah pribadiku, kali ini datang dan memberiku sebuah nasihat. "Ikut senam, Tya. Banyak ibu ibu yang rajin senam sekarang."

Begitulah, kututup lembar kesedihanku dan berusaha bangkit. Bibirku yang kering mulai kusapu dengan lipbalm. Aku semakin sering tersenyum. Seiring waktu, jendela-jendela kamar kubuka dan kubiarkan terkena cahaya matahari. Aku keluar dari sunyi.

Bang memperlakukanku lebih hati-hati. Masih ada cinta yang berpendar di matanya. Kami mulai sering duduk berdua lagi, dan berbicara tentang anak-anak. Barangkali Cuma anak-anaklah yang masih menyatukan kami hingga saat ini.

Aku memang bukan siapa-siapa Bang, bukan seperti perempuan cantik dan populer yang sempat merebut Abang dari sisiku. Tapi bahkan seorang perempuan sederhana berhak merasa terluka. Walau demikian, kukayuh sebisaku bahagia untuk mengembalikan senyum pada kami. Hari-hari mengalir. Bang mendorongku untuk belajar lagi.

"Biar Tya punya kesibukan. Kenapa tidak kuliah lagi?" usul Bang suatu hari.

Bayangan cantik yang tersenyum renyah dalam pelukan Bang, menyedot ingatanku. Perempuan cantik yang terlihat elegan dan berpendidikan tinggi. Bayangan itu membangkitkan rasa cemburu dan semangat kompetisiku. Maka kuanggukkan kepala menyetujui usulnya untuk melanjutkan kuliah. Bahasa Inggris menjadi pilihanku.

Untuk membantu menangani anak-anak di rumah, Bang memintaku mempekerjakan seorang baby sitter. Aulia sudah besar, dan bisa mengurus diri sendiri, tapi Aditya yang berusia empat tahun masih membutuhkan tangan lain. Aku setuju. Bang sendiri yang mengurus semuanya karena aku sibuk meyiapkan berbagai kelengkapan pendaftaran sebagai mahasiswa baru.

Syukurlah, aktivitas baru mengembalikan rasa percaya diriku. Kembali belajar, bergaul dengan teman-teman yang berusia jauh lebih muda, membawa kesegaran dalam hidupku. Ah, terkadang aku lupa usiaku yang tak lagi remaja.

Kebahagiaan seolah kembali dalam genggaman. Bang yang pengertian dan tidak pernah marah, bahkan meskipun tak jarang tugas-tugas kuliah membuatku pulang terlambat. Aulia semakin besar, dan Aditya kian lucu dan menggemaskan. Baby sitter yang baru telah mengurus anak kedua kami itu dengan sangat terampil. Aku sungguh berterima kasih padanya.

Perlahan pula perasaan cintaku yang sempat menguap kepda Bang, kembali. Dari situ aku tahu, sebetulnya perasaan itu tak pernah benar-benar hilang.

"Aulia, Adit… lihat nih Ibu kalian pintar, kan?" pertanyaan Bang yang dilemparkan pada kedua buah hati kami membuat perasaanku bungah. Indeks prestasiku memamng cukup membanggakan. Diam-diam aku berterima kasih pada sosok cantik yang tampak pintar, namun tak pernah ku kenal namanya. Sosok yang membuat suamiku beralih dariku, namun menyadarkanku untuk kembali memiliki cita-cita.

Aku ingin cerdas, ingin pintar. Ingin bisa menjawab pertanyaan apa saja yang Bang lemparkan. Aku ingin bisa meladeni kebutuhan intelektualitasnya sehari-hari. Keinginan itu sungguh menjadi bahan bakar dalam menjalani hari-hari kuliahku. Juga dalam mempercantik dandananku yang cenderung monoton dan tua.

"Duh, Ibu makin muda aja dandanannya ya, Aulia?" Begitu komentar Bang kerap kali, yang disambut acungan jempol si sulung.

Namun luka yang berusaha kujahit rapat-rapat, pecah lagi malam itu. Membuat bumi tempat berpijakku bergoyang, nafasku tersengal, dan kepalaku berkunang-kunang. Ketika dengan map penuh dalam tas, aku berlari-lari kecil menembus hujan lebat, memasuki perumahan tempat kami tinggal.

"Jadilah istriku." Suara itu terdengar seperti nyanyian masa lalu, namun begitu jelas meski hujan tak sedikit pun menyisakan ruang buat kesenyapan.

Di depan pintu, aku terpaku.Kau berada tidak jauh dari hadapanku. Seperti dulu, dengan penuh cinta menatap, bahkan kali ini dalam jarak lebih dekat dari yang bisa kuingat. Pada jarak itu pasti aku bisa mendengar gemuruh hatimu, bahkan mencium aroma nafasmu.

"Jadilah istriku," katamu lagi.

Dan perempuan di dalam rumah, yang kupercaya mengurus Adit saat hari-hari kuliah menjeratku, mengangguk perlahan. Malu-malu. Begitu nyata dalam pandangan, meski kabut kemudian menghalangi penglihatan ketika tiba-tiba saja sesuatu pecah dari mataku.

Ah, berapa banyak perempuan yang ada dalam hidupmu, Bang? Berapa yang kau butuhkan?

Dulu sekali, kukira Cuma aku.


*picture : http://www.desainkawanimut.com/

Label: 0 komentar |