fnc muslimah

Langit tampak muram menjelajahi petang yang tinggal sejengkal

keramaian kota jakarta pun tak ubahnya bagai pasar

gedung-gedung tinggi pun terlihat bagai bintang yang menerangi pekat malam

aku pun serasa bagai titik kecil diantaranya

bersama para penumpang yang menunggu bus jurusannya

hampir 15 menit berlalu,namun belum kudapati pula bus itu

hingga seorang ibu separuh baya bertanya kepadaku"Agra mas nunggunya disini kan Neng?"

"Iya Bu,Saya juga sedang menunggu.." jawabku...

Ibu itu terlihat sendiri, tanpa seorangpun bersamanya, aku pikir ia terlalu tua untuk menapaki kota pada malam hari seorang diri.

kemana keluarganya? kemana anaknya? tidakkah mereka seharusnya menjaga seseorang yang telah rapuh ini? tidakkah mereka seharusnya tidak membiarkannya pergi sendiri? dengan tubuh yang telah tua renta, mata yang sudah buram pengelihatannya, tidakkah mereka berpikir bahwa tanpa ibu ini mereka tak akan pernah ada?

Terlalu lama aku bergelut dalam fikiranku, hingga tak menyadari bus yang ku tunggu ada didepanku.

bus dengan kapasitas 60 orang itu telah penuh, hingga aku harus berdiri, Ibu tua itupun berdiri tak jauh dariku.

kasihan Ibu itu tak dapat tempat duduk, tidak adakah yang bersedia memberikan kursi mereka???
kuamati lekat-lekat seluruh penumpang, kebanyakan dari mereka adalah pemuda, kelihatannya karyawan dan mahasiswa yang pulang dari aktivitasnya, mereka masih sehat dan kurasa tulisan di Bus yang berkata"DAHULUKAN WANITA, ORANG TUA, DAN IBU HAMIL" kurang cukup besar dibaca oleh mereka ,atau lebih baik tulisan tersebut bisa berbicara saja seperti di film Harry Potter,....ah....mana mungkin???. tapi tidakkah mereka melihat Ibu tua itu?, aku sungguh kasihan padanya ia terlihat lelah sekali, tak tersiratkah dipikiran mereka untuk menolong? bukan untukku melainkan untuk ibu tua itu, apa mereka tidak berfikir jika itu adalah Ibu atau Nenek mereka sendiri??

Oh ...Indonesiaku....dimana rasa kasih dan sayangmu??

dimana rasa solidaritas itu??

Tiba-tiba Ibu itu duduk , aku sungguh tak percaya ia duduk dilantai bus, dengan tenangnya ia berkata"Maaf ya..saya capek"

Ya...Rabbi...mereka semua hanya melihat tanpa tergerak hatinya....

tidak ada yang mau bangun untuk memberi kursi, mereka hanya melihat dan diam, sungguh keterlaluan....

Rupanya inilah Indonesiaku...

Inilah wajah Indonesia...

Inikah wajah pemuda Indonesia sebenarnya???

mereka telah terpedaya oleh keegoisan dan keindahan pesona dunia...ASTAGHFIRULLAH...

Hal ini adalah kenyataan dari lirik Indonesia Unite

"ADA SATU YANG HILANG DARI NEGRIKU..."

"TAK SEPERTI DAHULU SALING BERSATU..."

"ADA YANG TLAH BERUBAH DARI BANGSAKU.."

"HILANGNYA KASIH SAYANG ITU...MENYAKITKANKU..."



fnc muslimah

Suatu ketika Abu Hurairah ra.,salah seorang sahabat nabi bertemu dengan setan penggoda orang mukmin dan setan penggoda org kafir.

Setan penggoda orang kafir itu gemuk, segar, rapi dan memakai baju bagus. sedangkan setan penggoda orang mukmin kurus, kering, kusut dan telanjang.
Setan gemuk bertanya pd setan penggoda kaum mukmin yang kurus

"kenapa keadaanmu menyedihkan, kau kurus kering, kusut dan telanjang?"

setan kurus menjawab

"aku bertugas menggoda org mukmin yang selalu berzikir dan membaca basmalah, ketika hendak makan dan minum ia membaca basmalah, maka aku tetap lapar dan haus, ketika memakai minyak ia menyebut nama Allah, maka aku tetap kusut, dan ketika memakai baju ia juga menyebut nama Allah sehingga aku tetap telanjang!"

setan gemuk menyahut

"kalau begitu aku beruntung, aku bersama org kafir yang tidak pernah menyebut nama Allah, pada waktu makan ia menyebut nama Allah sehingga aku bisa makan bersamanya sampai puas. ketika minum ia juga tidak menyebut nama Allah sehingga aku bisa ikut minum. ketika memakai minyak ia tidak menyebut nama Allah sehingga aku wangi, dan ketika memakai pakaian ia tidak menyebut nama Allah sehingga aku ikut memakai pakaiannya."
begitulah faedah membaca basmalah, bahkan Rasullullah Saw. Bersabda, bahwa rumah yg di bacakan basmalah maka setan tidak akan bercokol dan bermalam didalamnya.

Karena itu Segala perbuatan itu mulailah dengan membaca"bismillahirrahmanirrahim" agar perbuatan itu penuh berkah, tidak di ganggu setan dan mendapatkan ridho Allah.


fnc muslimah

Maha Besar ALLAH dengan segala ciptaanNYA, semoga pagi ini ada yang mengatakan padaku: “Gadis..., ada pelangi di matamu “. Aih aih....;)






Pandangmu menerawang nun jauh disana

Menatap hampa…

Sunyi menyelimuti hati..

terdiam termangu..

Diberanda rumah terdiam memandang pelangi.

Hhhh….


Seolah dirimu berkata dalam hati..

Pelangi andai kau bisa menyeberangkan aku dengan cahayamu menuju ke taman – taman surga..

Ingin ku kesana menikmati surga firdaus

Menemuui kekasih yang telah lama ku rindu..

Aku disini dengan hati berkarat menanti perjumpaanku dengan-Nya..


Andai kau bisa pelangiku..

Menjadi jembatan pertemuanku dengan-Nya..

Masih kurasa cahaya-Nya menghangatkan tubuh ku melalui mentari

Masih kurasa indah pelangi-Nya yang membiusku ke alam lain terpesona keindahannya..

Sampaikan pada-Nya pelangiku salam rinduku..

Rindu yang seolah aku enggan hidup lama dibumi ini..


Hmm..

Aku hanya bisa memandangmu gadis…

Merasakan rindumu akan kekasih-Mu..

Kebahagiaan jiwa – jiwa yang rindu perjumpaan dengan-Nya

Andai aku bisa merasa sejumput dari rasa yang kau rasakan gadis..

Aku akan menukar dengan umur dari nyawaku..

Rasa yang hilang terbuai oleh kenikmatan nafsu

Label: , 0 komentar |
fnc muslimah

Bismillaahirrahmaanirrahiim


Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

==================================
Teruntuk bidadariku yg masih misteri dan masih tersimpan begitu indah di dalam penjagaan-Nya hingga indah pada waktunya.

Duhai bintangku…..

Aku ingin mencintaimu dengan sangat sederhana

Sederhana dalam sikap sederhana dalam tutur kata

Tak perlulah kau berdusta dalam bersikap

Tak perlulah kau berpura2 mencintaiku bila kau memang tak cinta

Tak perlulah kau berpura2 menyayangiku bila kau memang tak sayang

Tunjukkan bahwa kau memang pantas mendampingi hidupku

Tunjukkan bahwa kau memang permaisuriku seperti orang bilang

Tunjukkan bahwa kau mau berubah seperti yg aku dan Tuhan mau

Tunjukkan bahwa kau memang separuh nafasku

Yang selalu menghantuiku dulu di setiap malam-malamku

Tunjukkan bahwa kau memang bidadari surgawi

Yang tercipta untuk menemani sisa umurku

Bukan bidadari dalam dongeng sebelum tidur

Atau bidadari-bidadari dalam film atau opera van java

Ataupun bidadari di kesunyian miliknya lagu Ahmad dani

Dan akupun tak ingin kau menjadi selir hatiku

Yang harus berpura2 bahagia sangat di depan orang tua kita masing2

Karena cinta yg palsu atau cinta yg bertepuk sebelah tangan


Duhai separuh hidupku….

Aku ingin mencintaimu dengan kelembutan & kedamaian

Selembut sutera selembut awan

Sedamai - damainya dua angsa yg hidup bahagia di tepi danau toba

Bukan dengan kekerasan yg hanya akan melahirkan air mata

Atau dengan pukulan atau tamparan yg membuat Tuhan marah padaku

Jujur aku tak bisa memberikanmu intan permata yg di sukai kebanyakan wanita

Atau emas permata juga uang yg banyak yg hanya akan membuatmu semakin lupa daratan


Lagi pula semua itu tidak menjamin membuat hidupmu bahagia

Malahan hanya akan membuatmu tambah sengsara & menderita saja

Jikalau nafsu yg menguasai & memboncengi angkuhnya hatimu

Karena sesungguhnya kebahagiaan hakikii itu letaknya di hati bukan di materi

Tapi InsyaAllah aku bisa memberikanmu kebahagiaan yg belum pernah kau rasakan dalam sejarah hidupmu


Kebahagiaan yg membuatmu benar2 bisa menjadi seorang wanita yg sesungguhnya

Kebahagiaan yg bisa membuatmu merasa tenang, aman dan tentram di sampingku

Dan InsyaAllah kebahgiaan ini akan abadi sampai kita di pertemukan kembali nanti di akherat kelak dgn ridho-Nya


Asalkan kau mau menjadi istri sekaligus ibu yg baik

Duhai separuh Dienku….

Aku ingin mencintaimu dengan kejujuran

Bukan dengan keterpaksaan atau kepura-puraan

Yang hanya akan melahirkan peperangan kecil & peperangan besar

Dengan di selimuti warna warni tangisan sedih dan sejuta amarah yg tiada guna

Aku ingin kau mencintaiku seperti aku mencintaimu

Aku ingin kau menyayangiku seperti aku menyayangimu

Dan aku ingin kau merindukankku seperti aku merindukanmu


Duhai jantung hatiku……

Aku butuh kejujuranmu di setiap ada masalah

Agar aku bisa menyempurnakan tanggung jawabku sebagai imam nanti

Aku butuh teguranmu di setiap langkah kakiku

Agar aku bisa meluruskan apa yg salah dalam diriku

Aku butuh senyuman manismu bukan senyuman palsumu

Senyuman manis yg membuat aku rindu utk segera pulang ke rumah

Bukan senyuman palsu yg membuat aku mati rasa & tak betah di rumah

Aku butuh canda tawamu di setiap akhir lelah kerjaku

Agar kejenuhan kerjaku terobati dan terlupakan walau sesaat

Aku butuh dukungan dan semangat dari lubuk hatimu

Ketika aku mulai kehilangan arah & tujuan

Aku butuh rasa percayamu bukan rasa curigamu

Ketika aku pulang terlambat

Dan aku butuh senyuman terbaik dan ikhlasmu

Jika suatu saat penghasilanku tak mencukupi kebutuhan satu bulan


Duhai belahan hatiku…..

Ajari aku cara mencintaimu dengan setulus hati

Ajari aku cara menyayangimu dengan sepenuh jiwa

Ajari aku menjadi seorang imam yg baik dalam keluarga

Ajari aku menjadi seorang suami yg baik untukmu

Ajari aku menjadi seorang ayah yg baik bagi anak2 kita nanti

Ajari aku cara berbakti kepada orang tuaku dan orang tuamu

Dan ajari aku juga cara memasak masakan yg enak seperti masakanmu

Agar aku bisa memasak masakan untukmu ketika suatu saat kau sakit

Atau ketika suatu saat kau tak ada di rumah atau kau sedang lelah karna mengandung……..


Dan ingatlah bila suatu saat aku mati

Tak perlulah kau ikut-ikutan mati untukku

Dan tak perlulah kau terlalu bersedih yg berlebihan

Masih ada Tuhan yg akan selalu setia menemanimu sampai kau tertidur lelap

Karena Dia yg maha kekal yg tak akan pernah mati dan berkesudahan

Dan Dia jugalah yg menciptakan langit & bumi beserta isinya termasuk aku dan kamu


Jangan menangis rembulanku……


Aku selalu di sini ada setia menunggumu hingga tuhan mempertemukan kita berdua di tempat dan waktu yg tepat


Jangan bersedih mentariku……

Hidup ini sudah berpasang-pasangan….tetaplah semangat dalam menjalani hari-harimu tanpa aku di sisimu


Jangan gundah pelangiku….

Tetaplah berdo’a dan berprasangka baik kepada-Nya

Walau godaan & rayuan selalu menerpaku

Walau godaan & rayuan datang silih berganti menghampiriku

Aku akan selalu setia menantikan kehadiranmu


Jangan kecewa dan berputus asa melatiku…..

Tuhan tak akan mengecewakan hamba-Nya yg bersungguh-sungguh kepada-Nya


Tetaplah berikhtiar dan berdo’a selalu dalam penantianmu

Untukku,untukmu…untuk masa depan kita berdua


Dan jangan nakal cintaku…..

Karena setiap perbuatan pasti ada balasannya

Baik kecil maupun besar..baik yg dilakukan terang-terangan atau yg sembunyi-sembunyi


Mungkin saat-saat paling bahagia dalam hidupku nanti adalah

Ketika akhirnya aku menemukanmu

Dan kau ada di sampingku setia menemani hari2ku baik suka maupun duka

Semakin sabar kau menjalani hidup bersamaku

Semakin besar pula rasa cintaku padamu

Semakin tabah dan rajin engkau dalam menjalani hidup bersamaku

Semakin bertambah pula sayangku padamu di setiap detik yg berlalu


Cinta ini tak akan pernah habis untukmu duhai bintangku

Walau bulan terbelah menjadi tujuh sekalipun


Rindu ini tak akan pernah musnah untukmu duhai rembulanku

Walau bumi hancur berkeping-keping

Sayang ini tak akan pernah mati duhai bintangku

Selama kau taat & patuh padaku karena Allah

Dan hati ini tak akan berpindah ke lain hati duhai bintangku

Selama kau setia dan tetap menjadi istiri yg baik….


Bungaku….

Terkadang cinta tak harus di ungkapkan

Tapi bisa di rasakan keberadaanya

Dan terkadang cinta pun tak harus di cari

Karena ia akan menghampirimu dgn sepenuh hati

Dan sebaik-baik cinta adalah cinta pada Allah

Di jamin 100 % hidup kita akan bahagia sangat

Karena Dia tidak akan pernah mengecewakan & berhenti mencintai kita

Walau kita sering mengecewakan dan melupakan-Nya


Duhai cahaya hatiku...

Aku tahu kau merindukan kehadiranku

Seperti halnya diriku di sini merindukan kehadiranmu

Ku mohon bersabarlah

Karena orang sabar di sayang tuhan

Duhai cahaya mataku.....

Aku tahu kau pernah memimpikan wujudku

Seperti halnya diriku disini pernah memimpikan wujudmu

Basuhlah cantik wajahmu dan mendekatlah pada-Nya

Agar kerinduanmu terobati karena kasih sayang-Nya


Duhai embun pagiku.....

Aku tahu kau pernah merasakan kegelisahan mengguncang hatimu

Seperti halnya aku pernah merasakannya di sini

Oleh karenanya tersenyumlah biar harimu penuh warna & makna


Duhai pelangiku.....

Pernahkah sekotak rasa membuatmu tak bisa memejamkan mata

Hiburlah diri dgn menyanyikan lagu kesukaanmu

Atau menangislah di malam yg indah

Biar beban hidupmu mengalir wajar apa adanya

Mengalir bagaikan aliran sungai nil

Duhai awan putihku.....


Pernahkah rasa gundah gulana menghalau keyakinanmu

Atas ujian dan cobaan yg menimpamu

Menarilah dgn sabar dan bersyukurlah di setiap waktu

Karena tuhan tidak akan pernah memberikan ujian & cobaan

Di luar kemampuan kita….percayalah….


Duhai angin malam tolong sampaikan padanya

Bahwa penantian & air matanya tidak akan pernah sia-sia

Karena Tuhan selalu bersamanya disaat tidur dan mimpinya

Dan menghibur dirinya dgn berbagai cara yg indah

Dan Dia tidak akan pernah mengecewakan apalagi meninggalkannya

Duhai burung kenari yg manis


Katakan kepadanya bahwa aku tak bisa memberinya sekantong bintang

Aku juga tak bisa memberikannya mobil mewah atau rumah yg megah

Namun aku hanya mampu memberinya kebahagiaan & ketenangan hati

Duhai rintik2 hujan di bulan desember

Tolong bisikkan pada telinganya


Agar ia senantiasa selalu menjaga aurat dan kemaluannya

Karena itu adalah perintah agama yg tlah di sempurnakan-Nya

Lagi pula tidak akan pernah mengurangi kecantikannya

Justru malah akan menambah cantik dan anggun wajahnya

Duhai Rembulan malam

Tolong bisikkan pada hatinya bahwa aku juga kangen padanya

Sebagaimana dia kangen kepadaku

Mungkin juga dia lebih kangen dariku

Karena wanita biasanya lebih pandai menyembunyikan perasaannya

Dan semalam pun kunang-kunang bilang padaku


Kau pernah bersedih karena pangeran belum juga menampakkan batang hidungnya


Hmmmm….Ternyata benar apa yg tertulis di awan putih

Bahwa hidup berdua itu jauh lebih indah dari pada hidup sendirian


Duhai merpati yg berseri-seri

Tolong sampaikan juga kepadanya

Kalau sedang dandan jangan terlalu berlebihan

Yang proporsional sajalah

Dan sampaikan pula kepadanya

Kalau mandi jangan lama-lama

Terkadang aku juga heran sendiri

Kenapa wanita kalau mandi suka lama ya....... ;))


Cinta....

aku tak butuh anggun lipstikmu

Yang kubutuhkan adalah kejujuran hatimu

Aku tak butuh janji-janji manismu

Yang ku butuhkan adalah kesetiaanmu

Di kala aku jauh tak disampingmu

Atau kau marah dan bersedih hati

Ketika pd suatu waktu penghasilanku

Tak bisa memenuhi semua inginmu


Cinta.....

Aku tak butuh senyum manismu

Yang kubuhkan adalah syukurmu pada Ilahi

Atas nikmat yg telah di anugerahkannya pada kita

Dikala kita bersama menjalani pahit & manisnya hidup


Cinta.....

Aku tak butuh cantik wajahmu

Yang ku butuhkan adalah cantik akhlakmu

Aku tak butuh cinta matimu

Karena cinta mati hanya ada dalam kisah sinetron

Namun yang ku butuhkan adalah cinta putihmu


Cinta.....

Aku tak mau dengar dusta masa lalumu

Yang hanya akan membuat ku menangis

Seperti bayi kecil yg di tinggal ibunya


Yang aku inginkan adalah jujur masa lalumu padaku

Sebagai cermin bagiku jika suatu saat nanti

Kau berubah menjadi seperti yg tak kukenal


Dan cinta.....

Aku ingin masakan buatan tanganmu sendiri

Walau nanti keasinan atau mungkin juga kurang asin

Itu lebih aku hargai dan membuat ku semakin sayang padamu

Dari pada masakanmu enak & gurih namun hasil karya orang lain


Cinta.....

Janganlah kau mempertanyakan besarnya cintaku padamu nanti

Karena yg pasti cintaku ini sebesar dunia yg fana ini dan sebanyak bintang di langit


Namun pertanyakanlah seberapa besarkah pengorbananmu untukku


Hingga engkau pantas aku banggakan di depan keluargamu dan keluargaku


Dan juga teman2ku serta cicak di dinding kamarmu yg selalu tersenyum ketika kau narsis di depan cermin


Cinta.....

Jangan kau mempertanyakan tingginya sayangku padamu nanti

Karena yg pasti sayangku ini setinggi bintang di langit

Yang kau takkan pernah sanggup untuk mengukurnya

Namun lihatlah kesetiaanku padamu juga canda tawaku

Yang selalu membuat kau rindu pdku di setiap malam2mu


Cinta.....

Jika suatu hari nanti aku mendiamkanmu

Jangan kau mempertanyakan diamnya aku kenapa


Karena diamnya aku di kala itu merupakan salah satu bentuk kasih sayangku padamu


Mengapa......................???

Karena ku tak mau marah kepadamu ketika kau berbuat salah

Namun kau merasa tak berbuat salah malah merasa benar sendiri

Lagi pula marah itu dosa......

Oleh karena itu minta maaflah padaku

Karena pintu maafku untukmu akan selalu terbuka untukmu,

Selama bumi dan mentari mau berteman dgn baik


Cinta.....

Jangan kau robek hatiku dgn cerita indah mantan2mu

Yang hanya akan membuat luka dalam & sedih di hatiku

Dalam menjalani kehidupan bersamamu nanti

Cukuplah hanya engkau dan tuhan yang tahu di episode itu

Dan jangan kau bakar hatiku dan kau tikam jantungku

Dengan hadiah2 pemberian mantan2mu dulu

Yang masih tersimpan dgn rapi di lemari kesayanganmu

Aku ingin kau menyerahkannya padaku jika kau cinta aku

Aku ingin kau mengikhlaskannya jika kau memang sayang kepadaku

Biarlah aku berikan kepada orang lain yg lebih membutuhkannya

Sungguh itu jauh lebih aku sukai daripada kau menyimpannya terus menerus

Apalagi sampai kau hadiahkan lagi kepada anak2 kita nanti

Itu sama saja dengan menikam jantungku dari belakang

Bukankah yg membuat cocok itu adalah jodoh


Oleh karena itu taatilah aku sebagai suamimu nanti

Selama tak bertentangan dengan agama

Dan tegurlah aku bila aku salah baik dalam kata atau perbuatan

Agar aku bisa menjadi pangeran yg engkau mau


Dan bungaku…..

Bila akhirnya suatu hari nanti aku menemukanmu

Di tempat dan waktu yg telah di rencanakan-Nya

Dan jika benar-benar engkau memang adalah tulang rusukku

Maukah kau hidup bersamaku baik dlam suka maupun duka

Dan menerima apa adanya diriku


Termasuk kekurangan yg ada pada diriku…….?


Duhai cinta....

Siapapun dirimu,Dari manapun asalmu

Bagaimanapun rupa fisikmu

Dan bagaimanapun keadaanmu

Serta anak siapapun dirimu

Jika memang benar kau adalah bidadariku

JIka memang benar kau adalah jodohku

Jika memang benar kau adalah separuh agamaku

Aku akan mencintai & menyayangimu karena Allah


Dan dengarlah cinta…..

Sungguh aku………………………………………………..

Tak perduli latar belakangmu

Tak perduli masa lalumu

Tak perduli warna kulitmu

Tak perduli berat badanmu

Tak perduli makanan kesukaanmu

Tak perduli warna favoritmu

Tak perduli film kesukaanmu

Tak perduli musik kesukaanmu

Tak perduli pendidikan terakhirmu

Tak perduli nilai merah di STTB mu


Dan aku tak perduli jumlah jerawat yg menghiasi wajahmu

Jika benar engkau memang adalah taqdirku

Jika benar engkau memang adalah separuh agamaku

Dan jika benar kau memang adalah tulang rusukku

Aku akan mencintai & menyayangimu karena Allah

Dengan sepenuh hati & setulus jiwa


Duhai Rabb……

Ampunilah segala dosa-dosa kami

Baik yg dilakukan secara sadar atau tidak sadar

Baik yg dilakukan terang-terang atau sembunyi2

Tuntun selalu kami semua ke jalan lurus-Mu

Dan berilah kami pasangan hidup yg terbaik dunia akherat menurut-Mu…


Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati dan jadikanlah kami pemimpin bagi orang-orang yang taqwa.

Barakallahu Fiikum, Semoga Bermanfaat




https://www.facebook.com/pages/Sebelum-Engkau-Halal-BagiKu/138509376220354



Label: , 0 komentar |
fnc muslimah
Bismillaahirrahmanirrahim

Assalamualaikum warohmatullahi wabarakatuh

=============ooo=============
Beberapa hari ini aku sudah sangat sering mengeluh, karena hampir satu pekan ini hati selalu diliputi dengan perasaan gelisah dan was-was. Ibadah yang banyak menurun, kualitas maupun kuantitas. Tilawah Qur’an, shalat dan dzikir yang hanya tinggal sebatas rutinitas yang tidak lagi meninggalkan kecapan rasa nikmat. Aku menyadari bahwa semakin merasa berat untuk meluangkan waktu di tengah malam untuk bertafakkur, berlama-lama dalam shalat dan mengisi waktu untuk berdzikir. Tidak jarang muncul keinginan untuk mempersingkat waktu shalat hingga bisa secepatnya dapat melakukan aktivitas lainnya.

Ketika futur menyapa, inilah janji seorang Muslimah yang tertuang dalam diarynya:

Dear di,,

Rasanya sekarang sudah saatnya untuk meniatkan diri membersihkan hati. Hari ini aku, 'Shaliha' mengakui bahwa selama ini masih punya sifat-sifat yang tidak terpuji.

Aku suka berprasangka buruk.

Padahal Allah SWT berfirman, sebagian dari prasangka itu adalah dosa. Aku memohon kepada Sang Pemilik Hati, agar kebiasaan itu hilang dan DIA menggantinya dengan hati yang selalu berprasangka baik. Ya Rabb, bantu Muslimah.

Aku suka marah tanpa sebab.

Aku berrjanji, setelah hari ini aku akan berusaha sekuat tenaga menahan diri agar selalu bisa mengendalikan amarah ini. Padahal marah adalah kendaraan setan untuk masuk kedalam kalbu manusia.

Aku suka iri kepada orang lain.

Ya Allah, aku sebenarnya iri kepada orang lain yang memiliki segalanya. Orang yang cantik, pintar dan kaya. Aku tahu itu salah, ya Allah. Semestinya aku segera menemukan kelebihanku sendiri yang pasti sudah ada, karena aku tahu Engkau telah memberikan kelebihan dan kekurangan pada masing-masing orang, tak satupun hambaMu yang Engkau sia-siakan. Bantu Muslimah untuk menghilangkan sifat ini, ya Allah!

Aku gampang sekali kecewa.

Betapa tidak bersyukurnya aku selama ini, ya Allah. Engkau telah memberikan Karunia yang tiada tara, tapi aku masih saja menyangsikanmu dengan sifat mudah kecewaku. Padahal kekecewaanku tersebut mungkin berasal dari usahaku yang belum maksimal atau terlalu mematok target terlalu tinggi sehingga berakibat besar pasak daripada tiang atau dengan kata lain nafsu besar tenaga kurang.

Aku masih suka santai.

Padahal waktu yang Engkau berikan harus kupertanggungjawabkan nantinya di akhirat. Semua orang diberi waktu yang sama, yaitu 24 jam. Ada yang bisa mengurus perusahaan besar bahkan mengurus negara, sedangkan aku?? Hanya mengurus diri sendiri saja masih keteteran. Astaghfirullah! Oleh karena itu, aku harus benar-benar tertib dalam memanage waktu yang telah Kau berikan.

Tolong Muslimah ya Allah, agar diri ini selalu menyadari betapa besarnya cinta-Mu.

Dan inilah JANJI MUSLIMAH :

• Sholat tepat waktu

• Lebih rajin membaca Al-Qur'an

• Bergaul dengan teman-teman yang baik

• Selalu berdzikir kepada-Mu

• Bersegera dalam berbuat baik

• Bersegera memohon ampun ketika salah
"Muslimah"

(Yang Selalu Ingin Berubah Menjadi Lebih Baik)

 
Barokallahufiikum. Semoga Bermanfaat

Jabat erat dan Salam hangat

Wassalamualaikum

Iftaistianynotes

 


fnc muslimah

Bismillaahirrahmaanirrahiim

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

============================
Sebuah gerobak, dilengkapi terpal berwarna orange dan bangku berukuran 1, 5 meter. Meski kecil, namun tempat itu kini menjadi tempat favorit yang sering kukunjungi. Meski berjarak 500 meter dari tempat kampus aku mengajar, namun aku rela berjalan kaki pulang pergi, sambil olahraga pagi. Tentu tujuanku tidak hanya untuk mendapatkan Kupat Tahu Petis yang dijual di warung mini ini. Sebab, sebenarnya banyak penjual makanan serupa yang letaknya lebih dekat dan mudah terjangkau. Entahlah, ada keterikatan hati yang membuatku merasa nyaman untuk datang, lagi dan lagi.

Untuk mencari tempat langganan makanan, jujur, aku termasuk yang pilih-pilih. Namun bicara kriteria, mungkin agak lain dari kebanyakan orang. Menjadi kebiasaanku untuk mendahulukan pedagang yang berjilbab, agar lebih memastikan makanan yang dijual aman kehalalannya. Faktor kedua yang menjadi penentu adalah kebersihan tempatnya. Sedangkan masalah harga dan rasa, menjadi alasan berikutnya. Bagiku, makanan enak akan menjadi kurang nikmat jika kebersihannya diragukan, apalagi kehalalannya.

Perkenalan dengan warung mini itu berawal pada sebuah Minggu pagi. Sambil berjalan-jalan, terihat olehku seorang ibu berjilbab dengan anak gadis yang nampak akrab menyiapkan dagangannya. Sang ibu berwajah lembut, namun terlihat gesit memainkan perannya. Sang gadis dengan penuh cinta membantu pekerjaan ibunya. "Wow, tidak ada salahnya dicoba, " hati kecilku berteriak memberi perintah kaki untuk berbelok. Awalnya, gerobak yang bertuliskan "Kupat Tahu Petis dan Sayur" ini enggan kudekati, mengingat posisinya yang tepat di depan alun-alun Banjaran, dan ramai dilewati angkot. Apa boleh buat, keharmonisan ibu dan anak itu lebih kuat mendorongku untuk mendekat.

Pada kunjungan pertama, aku menikmati keakraban ibu anak itu. Bahu membahu menyajikan Kupat Tahu untuk pembeli. Begitu sepi, si ibu juga membuatkan menu serupa untuk gadisnya dengan mesra. Awalnya aku berpikir bahwa ibu tersebut single parent. Ternyata dugaanku meleset. Beberapa kunjungan berikutnya, aku bertemu dengan suaminya, yang juga ramah kepada pembeli.

Mungkin tidak banyak yang mengetahui latar belakang mereka yang sesungguhnya. Hingga menjadi kesyukuran bagiku bisa mengenal seluruh personil keluarga ini: pak Tamara, Ibu Endang, Icha dan Toni. Tidak hanya lezatnya makanan yang kurasakan, tapi lebih dari itu. Banyak cerita yang penuh hikmah kudapatkan dari mereka. Aku seperti memiliki keluarga baru di sini. Semakin mengenal, semakin akrab, dan semakin kagum. Inilah potongan kisah mereka...

Ialah Pak Tamara, siapa sangka, penjual Kupat Tahu petis ini adalah pensiunan Tentara. Lelaki sederhana berusia 58 tahun ini, sempat merasakan mewahnya hidup. Bertahun-tahun lamanya tinggal di Jerman, bekerja di Kedutaan, dengan berbagai fasilitas yang luar biasa. Naik pesawat dan empuknya mobil menjadi kesehariannya. Sebelum mengenal bu Endang, pak Tamara pernah menikah dengan perempuan Jerman, anak seorang Ustadz. Sayangnya, selama 17 tahun usia pernikahannya, beliau tidak mendapatkan keturunan. Menurut prediksi beliau, besar kemungkinan dipengaruhi kebiasaan merokok sang isteri, yang terbawa tradisi perempuan Jerman. Ketika pak Tamara mendapat kesempatan pulang ke Indonesia, isterinya menolak menyertainya. Apalah daya, bahtera rumah tangga itu pun kandas pada akhirnya.

Pulang ke Indonesia, pak Tamara mengenal seorang perempuan lembut penuh keibuan. Ialah Bu Endang, yang waktu itu berusia 30 tahun. Awalnya bu Endang juga menolak lamaran pak Tamara, setelah melihat banyaknya potret kehidupan rumah tangga yang berantakan. Apa boleh dikata, mungkin itulah yang disebut jodoh. Akhirnya mereka pun menikah, meski uang pensiun jatuh ke tangan isteri pertama.

Kini, aku bisa mengenal mereka dalam kebersahajaan hidup bersama kedua buah hatinya. Ada Icha, bidadari mereka yang duduk di kelas 1 SMU dan selalu terdepan di kelasnya. Begitupun dengan Toni, si bungsu pintar kelas 6 SD. Seringkali orang mengira, bahwa Toni adalah cucu pak Tamara.
Apa yang membuat mereka hebat? Pertama, mungkin cinta yang menjadi jawabnya. Terlihat sekali betapa harmonisnya hubungan di antara mereka. Kedua, tidak ada racun televisi di rumah mereka. Ini bukan karena mereka tidak mampu membeli. Justru anak-anak mereka yang merasa terganggu jika mempunyai TV. Tidak bisa konsen belajar menjadi alasannya. Icha sudah gandrung membaca sejak kecil. Begitupun Toni. Ke manapun pergi, buku selalu menjadi temannya yang setia.
Ketiga, suasana dialogis menjadi jalan pencerdasan keluarga ini. Setiap berkunjung, diskusi seolah tidak ada habisnya. Selalu ada tema yang menarik untuk dibahas. Tentang penyesalan perilaku pejabat yang doyan korupsi. Tentang kegundahan akan remaja yang gandrung televisi, dan masih banyak lagi.
Dari sana aku mengetahui, bahwa sebenarnya pak Tamara pun tidak perlu merasakan menjadi penjual Kupat Tahu Petis jika menghendaki. Beliau pernah mendapat tawaran posisi strategis, asalkan mau sedikit culas. Namun jalan itu tidak pernah diambilnya, dan lebih memilih kesederhanaan dalam hidupnya.
Beliau juga mengaku, jika saja teman-temannya melihat profesinya yang sekarang, mungkin mereka tidak akan rela. Namun bukan itu masalahnya. Toh, pak Tamara dan keluarga ini begitu menikmati hidupnya. Berjualan bukanlah profesi yang hina. Mengenang masa lalunya yang penuh kemewahan, pak Tamara justru mengaku bosan. Dan kini, ia menemukan kebahagiaan bersama isteri dan anak-anak yang dicintainya,justru dalam kesederhanaan. Keharmonisan dan kasih sayang keluarga adalah kebahagiaan sebenarnya, bukan pada harta yg melimpah.
Hingga kisah ini kutuliskan, aku membayangkan betapa bahagianya mereka. Ah, seandainya para orang tua bisa bersikap bijak seperti mereka. Ah, seandainya para anak berpikir seperti Toni dan Icha. Ah, seandainya aku... Upzz.sebelum ke mana-mana, lebih baik kuakhiri saja.
Lalu dimanakah kebahagiaan itu..? Bukan pada harta yg melimpah, rumah yg megah, mobil yg mewah, dan segenap gemerlapnya duniawi. Ternyata ia ada dalam hati kita. Ia ada dalam sikap syukur dan qonaah kita dalam menerima pemberian Allah, ia ada dalam keridhoan hati, ketenangan nurani, kestabilan jiwa, sehatnya kondisi tubuh, istiqomahnya akhlak, dan kecukupan serta kepuasan akan kebutuhan yg walau sedikit tapi tetep disyukuri.


 
Source:iftaistianynotes
fnc muslimah

Semalam aku mendengar sebuah lagu berjudul Muslimah yang dinyanyikan oleh Fitri Widjayanti, sebuah lagu yang mengungkapkan betapa mulianya seorang muslimah yang di ridhoi Allah, lagu dengan alunan yang sangat indah membuat bergetar siapapun yang mendengarnya berikut liriknya:


Muslimah berbahagialah, kita telah dilahirkan dengan mulia


Subhanallah, tuhan kan berkati surga itu dikelakan kaki ibu


REFF

Oh muslimah busanamu menutup rapi

Auratmu kau lindungi dengan indahnya

Oh muslimah kau rajin mengaji

Islam kau jadikan tuntunan sejati



Oh muslimah, dekatkanlah diri selalu pada ilahi demi cintaNya

Insya allah, tuhan kan memberi kecantikan yang sejati dalam ridhoNya

(back to reff)
 
 
Dalam lirik tersebut tersirat sebuah makna yang dalam, betapa islam begitu memuliakan seorang wanita, terutama wanita sholehah yang mau menutup dirinya, Allah menjanjikan kecantikan baik di dalam maupun diluar, Allah pun memberikan surga dikaki seorang ibu, karena itu bersyukurlah kamu menjadi seorang perempuan karena suatu saat nanti kamu akan menjadi ibu, dan tentunya harus menjadi muslimah sejati agar dapat mengajarkan kebenaran-kebanaran islam pada anakmu kelak. subhanallah...
fnc muslimah

Cinta menurutku tak berawan
ia menjadi jingga
sebagaimana engkau memaknainya
ia pun menjadi kuning, biru, dan merah
sebagaimana kau menginginkannya
cinta bagiku,... tak ubahnya kumpulan narasi
tentang kejujuran dan keberanian
tentang kemarahan dan kasih sayang
cinta adalah lukisan yang unik dan tak terkatakan
sebab ia menenggelamkan kita
pada angan dan mimpi yang abadi...
dan cintaku padamu adalah surga
yang tak bisa ku masuki jika tanpamu...
Label: , 0 komentar |
fnc muslimah


Sejak dulu aku menunggu...

menunggu sebuah oase dihatimu..

menunggu sebuah kasih yang mungkin terlampau mahal untuk kau beri..

menunggu sejumput keikhlasan cinta bagi diriku sendiri


Aku adalah anak sulung dari empat bersaudara, jarak kami pun hanya selang satu tahun saja, adik pertama dan keduaku perempuan dan yang terakhir laki-laki. Sejak kecil kami terbiasa membagi apapun bersama-sama, makanan atau pun barang, kami jarang bertengkar kalaupun ada mungkin segera dapat diselesaikan, kami sangat rukun, tapi aku merasa sungguh berbeda dengan saudara-saudaraku itu. Biasanya saudara kandung itu sangat mirip bukan? Tapi tidak dengan ku, adik pertama dan keduaku Sisy dan Titi adalah gadis yang amat cantik, wajah keduanya sangat mirip, kulit mereka pun putih merona, membuat semua orang silau bila memandang mereka berdua, tapi aku? Aku hanya anak perempuan berkulit gelap yang tidak pintar berdandan. Pernah suatu hari aku mendengar seorang tetangga berkata pada ibuku

“jeng.. Pury beda ya dengan adiknya, adiknya cantik tapi dia kok nggak ya?”

“ah.. iya tahu tuh ngikutin siapa”jawab ibu singkat

Hatiku bagai tersengat listrik ribuan watt, bagaimana mungkin ibu menjawab demikian sedangkan aku adalah anaknya. Ahh.. mungkin saja ibu hanya bergurau pikirku dalam hati. ibu memang seperti itu, selalu berkata ketus, tapi aku yakin ibu tidak bermaksud menjelekkan aku.

***

Pagi ini aku kesiangan, ibu tidak membangunkanku untuk kesekolah sedangkan semua adikku sudah duduk di meja makan. Aku bergegas mandi dan ketika aku sampai dimeja makan semua sudah berangkat, makanan di meja pun sudah dirapikan.

“Bu, kok udah diberesin sih?” tanyaku

“salah sendiri kenapa kesiangan?, sudah SMA kok masih kesiangan?”jawab ibu yang berlalu pergi.

Akhirnya pagi itu aku berangkat kesekolah dengan perut kosong, aku paham memang sudah peraturan dirumah kalau waktunya makan harus makan bila terlambat maka tidak dapat jatah makan. Tapi masa sih ibu setega ini sama aku? Sedangkan waktu Ilham terlambat sarapan saja ibu tetap memberi dia makan dengan membawakannya bekal. Ahh.. ibu tidak adil.

Ini bukan hanya terjadi sekali ini saja tapi sudah berkali-kali, ibu memang memperlakukanku dengan berbeda sejak dulu, waktu SD ibu tidak pernah mengantar atau menjemputku sedangkan ketiga adikku diantar dan di jemput olehnya, aku malah di antar dan di jemput oleh supir, saat beliau sedang makan ia menyuapi makanan ke mulut Sisy, ketika aku meminta perlakuan yang sama ibu malah menyuruhku untuk mengambil sendiri. Saat hari ulang tahun kami, semua dijahitkan baju baru oleh ibu, sedangkan aku hanya di berinya uang untuk membelinya sendiri. Belum lagi ketika acara sekolah yang melibatkan orang tua murid, saat itu ibu diminta untuk datang tapi ibu malah menyuruh Bi Sumi untuk menggantikannya karena ia harus kesekolah Titi.

Adil..aku tak penah menerima kata adil itu dalam hidupku, tidak darinya tidak juga dari siapapun.

***

Detik-detik pengumuman ujian telah di tentukan, aku sangat takut sekali akan hasilnya. Aku ingin membuktikan pada ibu bahwa aku bisa menjadi anak kebanggaanya. Hari ini ayah yang mengambil hasilnya kesekolah, karena ibu ada urusan di sekolah Ilham. Aku menunggu dirumah dengan cemas, tapi ayah belum pulang juga. Beberapa menit kemudian ibu pulang bersama Ilham, ibu mengatakan bahwa nilai rapot Ilham benar-benar bagus makanya ia lulus di SMPnya dengan nilai terbaik. Selang beberapa waktu Kemudian ayah pulang dengan wajah sendu. aku buru-buru bertanya mengenai hasil ujianku.

“Yah, gimana hasilnya, Pury luluskan?”

Ayah hanya diam, ibu langsung merebut kertas yang di pegang ayah. ibu membacanya dan diam lalu pergi sambil membuang kertas itu di lantai. aku bingung lalu tiba-tiba ayah bersorak

“LULUS..kamu lulus sayang, dengan nilai ujian tertinggi disekolah”

Aku lulus, menjadi yang terbaik pula, lalu kenapa ibu bersikap seperti itu? Bukankah beliau seharusnya mengucapkan selamat kepadaku, menciumku, dan memelukku seperti yang dilakukannya pada Ilham. ibu kenapa begitu? ayah menghampiriku dan mencium pipiku sambil mengatakan “ selamat ya sayang, Pury lulus dengan nilai terbaik, Pury mau hadiah apa dari ayah? Ayah akan berikan semua yang Pury inginkan”



ayah, hadiah yang ku inginkan hanyalah ibu mau memelukku, hanya itu



Andai aku bisa mengatakan itu pada ayah, meskipun ibu tidak memelukku tapi aku telah mendapat pelukan hangat dari ayah dan ketiga adikku, itu sudah cukup Allah.

***

Lulus SMA aku tidak kuliah, aku memutuskan untuk bekerja, meski ayah berulang kali menanyakan alasan kenapa aku tidak mau kuliah aku hanya menjawab simpel saja “ Pury mau kerja dulu ayah, Pury akan kuliah pakai uang Pury sendiri”. Sebenarnya bukan karena alasan itu, tapi karena aku tidak mau merepotkan ayah dan ibu lagi, terlebih lagi aku mendengar keluhan ibu kepada ayah yang merasa lelah harus mengurus aku, saat itu ibu mengusulkan agar aku dikuliahkan diluar kota saja biar tidak selalu di rumah. Selama sebulan aku menjadi pengangguran dirumah, dan selama itu pula ibu mengoceh tiada henti.

“ kuliah nggak mau, sampai sekarang belum kerja juga, mau jadi apa lulusan SMA? Dari kemarin Cuma melototin koran saja”

ibu selalu seperti itu, berkata dengan ketusnya, aku sempat berpikir apa aku ini bukan anaknya? Apa aku salah? Aku kesal pada ibu, aku tersinggung, bukankah seharusnya beliau menyemangatiku? Memberikanku dorongan untuk maju? Tapi aku malah menerima perlakuan sebaliknya. Setiap aku sedih aku selalu kerumah mbah putri, ibu kandung ayah, aku selalu mendapat kasih sayang yang lebih darinya, Aku berkata pada mbah putri “ ibu tidak sayang aku mbah, ibu lebih sayang sama anaknya yang lain”

mbah putri selalu mengelus rambutku dan menidurkanku di pangkuannya sambil bercerita lirih dengan kalimat-kalimat yang menyangga perkataanku tadi, aku seperti seorang anak kecil dihadapannya.



Andai saja cinta seperti ini bisa ku dapatkan dalam dirimu Bu..

***

Aku diterima bekerja sebagai karyawan disebuah produk makanan di jakarta, aku pun mengatakan pada ayah. Tapi ayah melarangku untuk bekerja disana.

”jakarta? kamu ingin tinggal di jakarta dan kerja disana?, kenapa nggak yang di jogja aja sih sayang, disini kan juga banyak kerjaan?” ucap ayah

Aku mengerti dengan pasti bahwa sesungguhnya ayah tidak mau aku jauh darinya tapi aku ingin pergi jauh dan mengurangi beban ibu untuk merawatku.

“biarlah Pury pergi, biar dia mandiri, kalau kamu takut biar Pury tinggal bersama kakak ku disana”ucap ibu menyanggah



Bu..kau ingin aku pergi karena tidak mau aku bersamamu kan bu? Karena aku selalu merepotkanmu dan membuatmu marah kan bu?



Hhhh.. jahat sekali aku berpikir seperti itu tentang ibu, mungkin ibu memang hanya ingin aku mandiri saja. Di ujung hatinya pasti tidak rela aku pergi.

***

lima tahun kemudian

“kapan kamu siap? Kenapa kamu nggak kenalin aku ke orang tuamu?” kata Rahman

Lelaki jangkung itu menatapku terus menerus, menunggu jawabanku yang masih sibuk menghabiskan jus mangga.

“Pury..jawab aku?”tambahnya lagi

“Man,aku bingung, aku pergi ke jakarta untuk bekerja dan kuliah, dan aku malah bertemu denganmu, kuliah saja belum ku mulai dan bagaimana mungkin aku mengatakan bahwa aku mau menikah?”

“sekarang terserah kamu, aku nggak akan maksa, kamu pikirkan lagi, menikah denganku, atau terus kerja rodi seperti ini” ucapnya yang berlalu pergi meninggalkan aku di meja cafe sendiri.

Rahman memang baik, aku bertemu dengannnya di cafe ini, dua tahun yang lalu, dia adalah seorang pengusaha tanaman di daerah bogor, selama aku berada di jakarta aku bekerja di berbagai tempat, itu semua demi mengumpulkan uang untuk kuliah, pagi aku bekerja di toko roti, siang aku di cafe ini dan malam aku bekerja membuat sulaman dari rumah tetangga. Selama ini aku belum pulang ke jogja paling hanya menelepon saja, untungnya ayah mengerti, ayah bilang ia dan semuanya merindukanku, aku percaya bahwa ayah, mbah putri dan adikku merindukanku tapi apa ibu juga? Ah ibu.. sudah lama aku tak mendengar suaramu.



Haruskah aku menikah? Meninggalkan semua tujuanku selama ini?

***

Hari ini aku kembali ke jogja bersama Rahman, ya.. aku telah memutuskan untuk menikah dengannya, entah apa nanti yang akan dikatakan ibu, aku sudah tidak perduli, aku berhak memilih kebahagiaanku sendiri. Sebenarnya aku memilih melakukan ini karena suatu hal, suatu hal yang membelokanku kepada sebuah takdir yang tidak dapat aku prediksi, aku menderita penyakit kronis, tepatnya penyakit ginjal, dokter Reza bilang aku harus selalu cuci darah dua minggu sekali dan itu semua dengan biaya yang tidak sedikit. Selama ini aku membiayai cuci darahku sendiri, orang tuaku pun tidak tahu, aku menyembunyikannya dari keluargaku. Aku sudah menyembunyikan ini selama 3 tahun, Tadinya aku juga menyembunyikanya dari Rahman tapi ternyata waktu pun memperlihatkan sendiri padanya, ia melihatku jatuh pingsan di depan apotik saat akan membeli obat, saat itu ia tidak bertanya apapun perihal kenapa aku pingsan, dan untuk apa aku membeli obat, rupanya ia mencari tahunya sendiri dari obat yang ku beli. Ia tahu dengan pasti penyakitku, tapi ia tetap mau menikahiku, ya Rahman telalu baik untukku, dulu ku pikir bagaimana mungkin seorang gadis berpenyakit yang hidupnya di tentukan oleh selang darah masih bisa membayangkan pernikahan? Tapi Rahman meyakinkanku satu hal bahwa tidak ada penyakit yang tidak bisa disembuhkan, tidak ada alasan untuk menikahiku selain seperangkat cinta yang di junjungnya, aku pun luluh menerimanya, karena aku merasa bahwa aku harus memilih takdirku sendiri.

“katanya mau kuliah pakai uang sendiri, pergi nggak pulang-pulang, datang hanya bilang mau menikah, lihat adik-adikmu, Sisy sukses dengan program gurunya, Titi sukses dengan pilihanya sebagai perawat, dan Ilham memilih arsitektur” ibu terus berceloteh meskipun ada Rahman disana.

Yang ku pikirkan bukan apa yang akan dikatakan ibu selanjutnya tapi apa yang akan dikatakan Rahman melihat ibu yang terus menerus memarahiku, membandingkanku dengan ketiga anaknya, mengolok-olokku dengan berbagai hal yang membuat panas hati dan telinga.



Bu sesungguhnya aku sangat membencimu

Membenci tabiatmu yang seperti batu

Membenci semua hal yang keluar dari mulutmu

Karena tak pernah kutemukan rayuan disana

Adab kebanggaan pun seakan sirna

Bagai menebar puluhan duri disetiap kata



Rupanya kekhawatiranku tak berwujud rahman tidak mempermasalahkan tentang ibu, ia malah meyakinkanku bahwa semua akan berjalan sesuai rencana. Rahman kau sungguh baik, tapi apakah ini benar? Membiarkanmu menikahi perempuan berpenyakit yang tak tahu berapa lama lagi hidupnya, tapi kau selalu mengatakan bahwa cintamu tidak pernah pupus oleh waktu, oleh badai, oleh apapun yang menerjang, sesungguhnya yang ku takutkan adalah aku yang hanya akan memberimu kesusahan dan luka saja bila hidup bersamaku.



Hanya cinta yang bisa ku beri

Aku akan menutup kekurangan dihidupmu

Kasih sayang yang tak pernah disuguhkan oleh ibumu



Begitulah kau berjanji padaku, hingga aku mempercayakan hidupku padamu, hingga semua itu terbukti, seseorang yang selalu memenuhi janjinya, membawaku berobat setiap 2 minggu, menggendongku dalam pelukmu ketika kau temukan aku bersimbah darah dihadapanmu, kau tidak pernah jijik padaku, kau selalu memberi yang terbaik, kau tidak pernah mengeluh sekalipun, hingga malam hari ku dengar tangismu pecah bersama keheningan malam, memohon pada yang kuasa tentang hidupku yang tinggal menghitung hari, tentang ibuku yang tak pernah mau menjengukku, tapi kau menutupinya kau bilang” ibu tidak datang karena ku bilang kau sakit demam saja”aku memang tak pernah mengijinkanmu mengatakan apapun tentang penyakitku, tidak pada keluargaku atau siapapun. Hingga semua pintu itu terbuka dengan sendirinya. Saat itu Titi datang berkunjung ia menginap dirumah kami, saat itu penyakitku kambuh karena aku memakan makanan yang di bawa Titi, padahal dokter sudah melarang makan-makanan berbaur garam termasuk oseng-oseng kulit melinjo kesukaanku. Ia melihatku dengan jeli.

“mbak sakit?, kok mbak pucat?”tanyanya mendekat

“nggak kok mbak baik-baik aja”

“aku memang tidak dapat menyembunyikan ekspresiku saat itu terlebih lagi dihadapan seorang perawat seperti dirinya, ia pun menarik tanganku dan menggulung kaus panjang yang kukenakan. Ia melihatnya, bekas tusukan jarum suntik di semua tanganku.

“mbak cuci darah? Sejak kapan? Kok mbak nggak bilang? Kenapa mbak sembunyikan ini?”

Aku tidak dapat berkata apa-apa, aku hanya meringis, menahan sakit disekujur tubuhku, tiba-tiba semuanya gelap dan Aku pun tidak sadarkan diri.

***

Aku telah sadar kembali, dengan puluhan selang diseluruh tubuhku, cairan-cairan itu bertukar tempat, berlari menuju jalur-jalur muaranya. Kulihat sesosok wanita menangis dihadapanku, memanggil namaku, ia terus menerus memanggilku bersama suara-suara lain disekelilingnya. Ibu.. ya ibu.., ibu datang menjengukku di rumah sakit, disaat kondisiku tidak dapat ku prediksi kembali, ibu.. aku ingin memanggilnya, memberitahunya bahwa aku sakit, memberitahunya bahwa sakit ini begitu sakit, memberi tahunya bahwa aku menyayanginya, aku ingin mengatakan bahwa aku senang ia datang, memberitahunya bahwa aku ingin ia memelukku, tapi aku tidak mampu, mulutku tertutup tabung oksigen, tanganku dijerat oleh selang-selang plastik yang membuatku tak mampu menggapainya, ini seperti mimpi, ibu memelukku ia seperti mendengar semua yang ingin kukatakan, ia mendekapku lama sekali, air matanya jatuh dipipiku, entah apa yang ibu katakan aku tak bisa mendengarnya yang pasti dalam pelukmu aku akan pergi dengan bahagia Bu, pelukanmu bagai oase yang menyejukkan tubuhku. Aku tidak menyesal dilahirkan kedunia ini. Aku sangat berterimakasih karena Allah memberiku ibu seperti dirimu, aku tahu sesungguhnya kau sangat menyayangiku.



Aku telah tertidur lama

Tertidur dalam rahimmu

Kini aku akan tidur kembali dalam waktu yang sangat lama dalam oase dihatimu

Dalam kesejukan dekapan itu

***

EPILOG

Di depan tanah merah hari itu, ia berada pada pembaringannya, pada jasad yang telah bersemayam dalam dasar bumi. Pada kerinduan kasih yang tak terlampiaskan sama sekali. Ia anakku. Anak pertamaku. Anak yang tak sempat ku sayangi. Karena kesalahanku sendiri, melihat wajahnya, mengingatkanku pada para pemerkosa yang biadab itu, yang membuatku membencinya. Ia memang tidak salah, ia tidak pernah meminta untuk dilahirkan ke dunia. Tapi aku telah menyia-nyiakannya. Maafkan aku anakku. Sesungguhnya aku sangat menyayangimu.

***

END

My inspiration is my aunty (Alm. Purwanti)



BY: Fnc_muslimah dalam Buku ("Kata Anak Muda" UNINDRA PGRI)













Label: 0 komentar |