fnc muslimah


Berikut salah satu puisi karya alm. Ust. Jefri .A yang pernah dibawakan anak uje Adiba Khanza:

Siapakah engkau ya Muhammad..
Begitu dahsyatnya engkau berada di relung hati kami..
Seluruh para penghuni alam ini membicarakan engkau..
Jika bukan karena Engkau ya Muhammad...
Semua kami tidak akan pernah mengenal Robb kami...

Duhai ALLAH...
Maukah Engkau menghadirkan Beliau dalam mimpi kami?...
memandang kesejukan wajahnya dalam pelukan hati...
Mendengar kemerduan suaranya memanggil ENGKAU...
sebentar saja YA ALLOH...

Duhai ALLOH...
Semoga ENgkau Bangkitkan kami dalam barisan...
yang sama bersama Rosul kami...
Ya Habibi Ya Rosululloh...
Dari yang merindukanmu...
Label: 0 komentar |
fnc muslimah



Pernah ada masa-masa dalam cinta kita
Kita lekat bagai api dan kayu
Bersama menyala, saling menghangatkan rasanya
Hingga terlambat untuk saling menginsyafi bahwa
Tak tersisa dari diri-diri selain debu dan abu
Pernah ada waktu-waktu dalam ukhuwwah ini
Kita terlalu akrab bagai awan dan hujan
Merasa menghias langit, menyuburkan bumi,
dan melukis pelangi
Di satu titik lalu sejenak kita berhenti, menyadari
Mungkin kita telah terkecualikan dari ikatan diatass iman
Bahkan saling nasehat pun tak lain bagai dua lilin
Saling mencahayai, tapi masing-masing habis dimakan api



-Salim A. Fillah, Dalam Dekapan Ukhuwwah-
Label: 0 komentar |
fnc muslimah



Masih tersisa bau bekas sandaran nafas yang terlelap dipelupuk mata
Masih ada rasa ragu menghimpit pada setiap dugaan kata yang teurai
Sebuah sajak yang terlantunkan pada nada asmara yang syahdu
Terdengar lirih dan lembut menyiksa batin jiwa
Sekiranya cinta tak terbaca oleh hati haruskah ribuan jantung berdetak dengan Tanya
Sekiranya cinta mampu meraba tempatnya sendiri maka ia akan tahu dimana ia akan tinggal
Memori kelam pada masa dalam detik-detik yang curang selalu mencuri dengar
Tapi terpaan ego kian mengamuk menandakan tak khayal impian cita
Jutaan mata menekan Tanya, ada pula yang meramu kisah fiksi bersampul parodi
Mereka tak akan tahu dimana perduli dan empati seharusnya bersandar
Karena mereka hanya jutaan mata yang buta aksara nurani
Ah..polosnya hati tak bisa digurui kembali
Karena jiwa memastikan hidupnya pada ladang hati yang lapang



Pondok Aren, 11 juli 2014
fnc muslimah

Dulu ketika masih hijau, aku selalu senang bila hari ulang tahunku akan tiba, karena akan banyak kado dan ucapan selamat dari teman karena usiaku bertambah dan menjadi dewasa, tapi sekarang setelah tahun demi tahun dilalui, dan aku sudah pada masa seperempat abad ulang tahun menjadi tidak penting, apalagi ketika kutahu aku semakin tua, aku menjadi semakin benci ketika hari ulang tahunku akan tiba, bukan karena aku tidak mau menjadi tua dan dewasa tapi semakin hari itu spesial atau dikatakan bertambah usia, sesungguhnya usiaku semakin berkurang, mengapa? ya.. karena jatah yang diberikan allah untuk hidup dibuminya semakin menipis,aku tak pernah tahu kapan nafas ini berhenti,tapi yang ku tahu bisakah aku bahagia sebelum nafasku berhenti? ada yang bilang bahagia itu sederhana, jika bahagia itu sederhana maka kebahagiaan itu akan hadir sementara sesederhana kehadirannya. bila ditanya soal umur, hidup, jodoh dan kematian itu rahasia allah, rahasia yang sangat rahasia, dan jika ditanya apa yang kuinginkan,maka aku hanya ingin membahagiakan orang-orang disekitarku,terlebih untuk diriku sendiri aku akan bahagia jika orang-orang disekitarku bahagia, apakah aku munafik? tidak bagiku mama dan bapak senyum mereka, impian mereka, kebahagiaan mereka, surga mereka, adalah yang ingin sekali aku wujudkan. tapi apakah diseperempat abad ini aku sudah membawa mereka menuju bahagia? tidak... aku selalu membawa mereka kepada kekhawatiran. tentang diriku, jodohku, dan pekerjaanku.aku selalu membuat mereka mengkhawatirkanku.karena itu di seperempat abad ini aku berharap Allah mau mengabulkan segala impian dan harapan kedua orang tuaku dan beri mereka surga di dunia dan diakhirat.amin...
fnc muslimah

Berkata Ya'qub, "Sesungguhnya hanya pada Allah kuadukan susah & sedihku, aku tahu dari Allah apa yang kalian tiada mengetahuinya." {QS12:86}

"Hanya pada Allah kuadukan susah & sedihku"; hanya Dia tujuan hidupku & ridhaNya ujung pencarianku; bagiNya takut, harap, cinta, & yakinku.

"Hanya pada Allah kuadukan susah & sedihku"; hingga kuibadahi Dia seakan-akan aku melihatNya; terlebih yakin diri bahwa Dia pasti melihatku.

"Hanya pada Allah kuadukan susah & sedihku"; Dia memiliki ganti yang lebih baik dari kehilanganku & nikmat yang lebih kekal atas nestapaku.

"Hanya pada Allah kuadukan susah & sedihku"; Dialah yang menjanjikan tiap perih, duka, & kecewa dibalas dengan naik derajat & hapusnya dosa.

"Hanya pada Allah kuadukan susah & sedihku"; tiada madharat & manfaat walau seluruh makhluq berhimpun tuk membuatnya kecuali dengan izinNya.

"Hanya pada Allah kuadukan susah & sedihku"; yang menimpakan cobaan sebagai tanda cinta, agar tiada yang lebih besar di hati selain diriNya.

“Hanya pada Allah kuadukan susah & sedihku”; kehilanganku jauh lebih kecil daripada pemberianNya, musibahku tiada arti dibanding nikmatNya.”

“Hanya pada Allah kuadukan susah & sedihku”; Dialah yang menuliskan ketetapan bagiku, Dialah yang menguji tanpa melampaui batas kemampuanku.

“Hanya pada Allah kuadukan susah & sedihku”; Dia tunda siksa atas dosa & sabar menanti taubat ini; dariNya ku berasal & padaNya aku kembali.

"Hanya pada Allah kuadukan susah & sedihku"; Dia yang menambah-lipatkan nikmat jika aku bersyukur, Dia yang menutup aib jika aku bermaksiat.

"Hanya pada Allah kuadukan susah & sedihku"; rahmatNya mendahului murka, ampunNya mengalahkan siksa, surgaNya lebih luas dari langit & bumi.



Source: Salim. A. Fillah
fnc muslimah

aku berkaca pada apa yang ada di depanku kini
sebuah kenyataan tentang belenggu dunia yang allah tunjukan satu persatu
ya... ini tentang hidup
tak puas rasanya ila sebuah diary tak menceritankan hal yang sensitif
maka inilah sebuah kegalauan yang kurasa beberapa waktu yang lalu
setiap manusia memiliki pilihan hidup masing-masing
begitu juga denganku...
hari ini sebuah pertanyaan yang selalu kuhindari
kembali kudengar.
doa-doapara tetua tentang hidupku membuatku menangis pilu
ya.. dulu aku selalu menghindari pertanyaan ini,
sekarang aku berada pada ujung tanya itu
apa jawabanku... entahlah...aku menunggu ketentuan allah.
hari ini aku melihat benar jika jodoh kita itu
tidak jauh dari perilaku kebiasaan hidup kita
pasangan pertama
mereka punya segalanya, tapi mereka jauh dari allah
mengapa demikian???
entahlah suaminya tak pernah menganggap ramadhan itu spesial
ia tak pernah berpuasa, sedang istrinya
tak mengangap hari raya idul fitri itu istimewa
ia berpuasa tapi ia tidak pernah sholat id
pertanyaan besarku tentang mereka, mereka punya segala
nama besar, jabatan, kekayaan, tapi mengapa mereka tidak berterima kasih kepada tuhanya?
mereka jauh dari kewajiban dan kebiasaan umat muslim.
pasangan kedua
mereka hidup sangat sederhana, rumah kecil beralas tanah
anak istri berjilbab rapi
kebiasaan sholat berjamaah yang rutin dan pandai bersyukur kepada allah
ya rabb.. sesungguhnya apa yang ingin kau tunjukan padaku?
apa engkau sedang mengingatkan kepadaku
akan hadist rasullullah tentang memilih jodoh?
"pilihlah karena agamanya, maka kau akan bahagia"
ya rabb... apakah engkau ingin aku berpikir untuk memilih
apakah bahagia dengan kemewahan dunia? atau bahagia dengan kemewahan akhiratmu?
allah... jika aku menginginkan keduanya apakah mustahil bagiku?
karena pada dasarnya tidak ada yang sempurna bukan?
aku tahu jika aku berharap keduanya maka aku harus menjadi keduanya bukan?
kaya dan sholehah aku harus seperti itu
karena jodoh adalah cerminan diri
ya rabb engkau tahu.. aku menangis ketika simbah kakung berkata
"semoga engkau mendapatkan jodoh yang dapat mencukupi kehidupanmu nduk,
jodoh yang dekat dengan gusti allah"
wallahi aku sedih dan tak bisa melupakan kata-kata simbah.
simbah benar..memilih pasangan hidup
bukan yang kaya, bukan yang tampan, bukan yang berjabatan tinggi,
tapi yang sholeh dan cukup.


-LOVE YOU GRANDFATHER-



fnc muslimah

Pertanyaan besarku tentang mereka....
ya... mereka.. orang-orang yang kerap ada mengelilingi hidupku
mengapa mereka selalu ingin tahu tentang hidup orang lain?
mereka selalu penasaran tentang suatu hal,
yang mungkin tidak ada hubunganya dengan mereka.
kehidupan orang lain serta intriknya,
merupakan suatu hal yang menarik untuk mereka ketahui.
padahal, setelah diketahui pun mereka akan menjadikan itu perbincangan umum
dan diedarkan keseantero jagad perkumpulan penggunjing manusia lain.
apakah hal ini sudah menjadi suatu kebiasaan yang lazim.
yang dianggap sepele, wajib, bahkan layak untuk diketahui,
atau sesuatu yang dianggap kepedulian sesama manusia?
Ahhhhh.... kepedulian macam apa yang mengorek hal-hal tabu
bahkan sensitif untuk ditanyakan pada diri seseorang.
seringkali mereka menambahkan kata"maaf hanya ingin tahu"
ingin tahu atau kepo tingkat lanjut????
aku tidak pernah bertanya pada temanku,
kecuali jika temanku bercerita sendiri tanpa kutanyakan tentang hal pribadinya.
Ahhhh... seandainya semua orang atau yang kusebut "mereka"
memangkas habis sifat kepo tingkat lanjutnya itu
dan tak bersembunyi dibalik kata kepedulian,
serta tak menjadikan hal tersebut parodi ataupun keisengan biasa.
alangkah indahnya bila ukhuwah sesama manusia
terjalin dengan tata krama, tenggang rasa, dan menghormati privasi orang lain.

-cukup saja menjadi teman bukan wartawan-
Pondok Aren, maret 2014


fnc muslimah
Membangun rumah di surga dengan menegakan sholat sunnah

1. 4 rakaat sebelum zuhur
2. 2 rakaat sesudah zuhur
3. 2 rakaat sebelum asar
4. 2 rakaat sesudah maghrib
5. 2 rakaat sesudah isya
6. 2 rakaat seselum subuh


fnc muslimah

wahai melati- melati hidupku
aku telah kehilangan kata untuk berlisan
aku juga telah kehilangan hati untuk mengerti
satu melati bertanya kepadaku
"ada apa denganku sebenarnya?"
semula telah kulontarkan
beberapa akasara tentang kegundahanku
tentang mengapa satu persatu melati hidup menjadi asing
dalam ladang bunga yang selalu kupupuki
mungkin aku terlalu lelah untuk menjadi petani bunga
menyirami, memupuki, dan memelihara...
sedang melati -melati itu tertakdir hidup diladang yang berbeda
wahai melati-melati hidupku
hujan dan badai yang menerpa kali ini
menyadarkanku akan satu hal
bahwa semua sudah berbeda tak lagi sama
tenanglah melati-melatiku
tak usah kau khawatirkan aku
tak ada amarah dalam diri
aku hanya ingin menjadi terasing seorang diri
sampai nanti aku dapat memahami
betapa menderitanya ladang yang sepi