aku telah kehilangan kata untuk berlisan
aku juga telah kehilangan hati untuk mengerti
satu melati bertanya kepadaku
"ada apa denganku sebenarnya?"
semula telah kulontarkan
beberapa akasara tentang kegundahanku
tentang mengapa satu persatu melati hidup menjadi asing
dalam ladang bunga yang selalu kupupuki
mungkin aku terlalu lelah untuk menjadi petani bunga
menyirami, memupuki, dan memelihara...
sedang melati -melati itu tertakdir hidup diladang yang berbeda
wahai melati-melati hidupku
hujan dan badai yang menerpa kali ini
menyadarkanku akan satu hal
bahwa semua sudah berbeda tak lagi sama
tenanglah melati-melatiku
tak usah kau khawatirkan aku
tak ada amarah dalam diri
aku hanya ingin menjadi terasing seorang diri
sampai nanti aku dapat memahami
betapa menderitanya ladang yang sepi
Posting Komentar