Dulu aku mengenalmu,
Sejak pertama komentar di statusmu,
Lalu kau balik komentar di statusku
Semua interaksi yang terkesan biasa
komentar yang semua biasa.
Suatu hari aku tersentak kaget,
Dengan statusmu yang sama dengan statusku,
Di wall mu dan di wall ku tertulis:
“Dan mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan (mengerjakan) shalat. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu`” (QS. Al-Baqarah:75)
Aku langsung koment, bilang kalau status kita sama,
Kau tampak biasa, aku pun sama
Beberapa hari berikutnya
Di wall ku tertulis:
“Kebajikan itu ialah akhlak yang baik dan dosa itu ialah sesuatu yang merisaukan dirimu dan kamu tidak senang bila diketahui orang lain. (HR. Muslim)”
Kau langsung koment, status kita sama lagi,
Beberapa kali berikutnya begitu
Lagi dan lagi
Dan bukan hanya sekali dua kali
---------------------------------------------
Semakin lama kita semakin dekat
Interaksi seakan begitu padat
Dari situ aku mulai terpikat
Betapa hati ini seakan terikat
------------------------------------------
Yang begitu membuatku semakin kaget
Pada hari itu,
Handphoneku berdering, dari no. tanpa nama
Aku angkat…
Salam dari Suara di ujung sana terdengar
Suara seorang ibu.
“Assalamu’alaikum.. Nak”,
“wa’alaikumsalam Bu,”
“Koq, suaramu seperti seorang perempuan Nak?”
“Aku memang perempuan Bu,”
Belakangan baru aku ketahui,
Bahwa itu Ibumu,
Yang nyasar ingin menelponmu
Tapi malah sambung ke no.ku
No. HP kita ternyata hanya berbeda satu angka,
Dan itu membuat ibumu nyasar menelponku.
Tidak tahu, apakah ini hanya kebetulan semata?
-----------------------------------
Sejak itu, obrolan berlanjut via HP.
Bercanda,
Berkenalan,
Aktifitas apa?
Kuliah di mana?
Jurusan apa?
Semester berapa?
Dan lain-lain...
Lagi - lagi aku terkesima
Jurusan kita ternyata sama
Aku semakin Tak mengerti, apakah ini masih di anggap kebetulan semata?
---------------------------
Beberapa hari berselang
Kau mulai mengurangi ritme interaksi kita
Aku tidak paham
Kau pun mulai diam
--------------------------------
Dalam perjalananku pulang kampung waktu itu
Malam ku sendiri tak terlelap
Dalam kereta,
Aku mencoba membuka akunmu
Tak bisa terbuka,
Ternyata kau meremove ku
Aku menangis,
Aku pun risau,
Apakah salah ku?
Mencoba untuk tetap tenang dalam tidurku
Mimpi…mimpi…
Mimpi yang membuatku bangun seketika
Di tengah malam itu
Perasaanku semakin tak enak,
Gemetar tubuhku,
mengetik SMS untukmu,
ku awali menanyakan sujud mu malam ini?
Dan menanyakan
Apa alasanmu meremove akunku?
Ku tunggu balasanmu
Tak ada
Akupun mendesak mu
Tolong dibalas
Agar aku bisa tenang
Agar aku bisa kembali bermimpi
-----------------------------
Cahaya pagi mulai menyapa
Menembus sela-sela ruang yang menerpa
Kau membalas SMS itu,
Kau bilang tidak ada apa-apa
Kau meminta ku
Untuk SMS seperlunya
Tanpa canda,
Tanpa sia-sia,
Tanpa ada kata percuma,
Waktu pun ikut berbicara
Tidak juga di atas jam 9 malam,
Tidak dini hari,
Tidak usah mengingatkan Sujud malammu
Kau bilang takut menimbulkan fitnah
termasuk untuk menetralisir perasaan
dan untuk meremove ku dari fikiranmu.
Aku sepakat dengan syaratmu.
Aku pun menangis sejadi-jadinya,
Ternayata selama ini aku begitu,
-------------------
Semua Akun FB ku, kau blokir
No.HP mu kau ganti
Semua celah kau tutup rapat
Tak ada komunikasi
Tak ada lagi interaksi
Aku memilih sepi,
memilih sendiri,
Sepi dalam tangisan mata
Sendiri dalam linangan gerimis jiwa
Tangisan tak tertahankan
Di sepertiga malam terkahir
Aku memohon ampunan
Ya Ghofar
Ya Syahiid
Ampuni Hamba-Mu ini
Saksikanlah gemuruh pengharapan
Pengampunan atas segala dosa
--------------------------
Wahai kau yang ada disana
Kini Aku akan menikah
Di hari pernikahanku nanti
Aku ingin kau datang
Sebagai penenang hatiku
Bahwa kau telah bahagia
Jika semua berjalan sesuai rencanamu
Seharusnya kau sudah menikah di bulan Syawal tahun lalu
Di bulan sebelumnya aku pernah menunggu
Menuggu akan ada telepon lagi dari ibumu
Tapi bukan karena nyasar
Tapi menunggu kabar dari ibumu
Bahwa kau kan melamarku
Tapi ternyata tidak
Hampa
Kosong
Tak bertuan
----------------------
Aku tahu,
Aku memang tidak pantas untukmu
Aku yang pernah mengotori hatimu
Maafkan aku
Karena kau pernah bilang :
“jika menginginkan sesuatu yang suci, maka harus di tempuh dengan jalan yang suci pula”
Wahai kau yang ada disana
Aku memang tidak pantas untukmu
Terimakasih atas semua
Kau lebih pantas dengan yang lebih terjaga juga
----------------------------
Kini Aku akan menikah
Menikah dengan orang yang belum pernah aku kenal sebelumnya
Semua aku serahkan pada kakak laki-laki tertuaku
Tanpa Ta’aruf
Tanpa Nazhar
Aku percaya pada kakakku untuk memilih yang terbaik untukku
Sejak kejadian itu
Aku putuskan semua interaksi dengan lawan jenis
Aku menjadi terlalu sensitif dengan mereka
Karena kau pernah bilang
“seorang yang mengaku dirinya hamba, tidak akan mengulangi kesalahan berulang-ulang kali”
-----------------------
Kini Aku Akan Menikah…
Maafkan aku menulis begini
Kau tak lagi mungkin membaca catatanku ini,
karena ternyata blokir lebih kejam dari remove
Dan memang bukan itu yang kuharapkan..
Ku hanya ingin mengingatkan pada yang lain,
sebagai pelajaran untuk semua
Just It..
---------------------------
KARENA AKU AKAN MENIKAH.!!
-----------selesai penukilan--------------
Komentar :
Inilah bahaya facebook dan internet secara umum. Hendaknya kita menjaga diri kita dari segala pintu fitnah.
Hati-hatilah, Karena..
Barangkali Kau bisa mendapatkan istri/suami dari sana...
Namun istri/suamimu menyimpan laki-laki/wanita lain di hatinya....
Yaitu laki-laki/wanita yang pernah ada di friendlist facebooknya.....
Maka, jika kau tidak ingin seperti itu...
Hendaknya kita pun juga menjaga diri kita....
Dengan tidak bermudah-mudahan dengan lawan jenis....
Jangan latih diri kita tuk mengkhianati kekasih kita....
Dengan FB-an pada laki-laki/wanita yang bukan mahram kita...
karena...
al-jazaa'u min jinsi al'amali....
hati-hatilah dengan kata-kata "bersayap"...
yang mungkin kita kontarkan....
atau akhwat/ikhwan lontarkan kepada kita...
Kata-kata saudara/i kita di atas adalah kata-kata "bersayap"....
yaitu kata-kata yang mengatakan "pergilah",
tetapi orang yang ditujunya akan membacanya "datanglah"...
Yang sebenarnya kita pun malu mambacanya....
Maka, seorang muslim yang baik adalah yang menjauhi fitnah yang merusak....
Ia tidak terlena dengan untaian kata-kata ...
tetapi terlena dengan kalamullah dan kalam nabi-Nya..
===============
By : Abu Muhammad Al-'Ashri, dg edited H44