fnc muslimah
Bismillaahirarhmaanirrahiim

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

==============================
Ya Ghaffar...

Ya Robb..

Ya Qahhar...


Benarlah... bila DIA hendak menguji hambaNya, Dia akan menguji dengan sebenar-benar ujian. Namun, qodratku hanyalah sebagai hambaNya yang lemah..di mana harus kucari kekuatan??

ujian.. ujian.. berbagai bentuk, segi dan rupa.. aku yakin, ujian itu “tarbiyah”, dan seharusnya aku merindukan “tarbiyah” itu..

ujian itu adalah tanda “sayang”-Nya padaku, namun ku mohon ya Allah, sebagai hamba yang lemah, tunduk sujudku padaMu, jangan uji aku di luar batas mampu dan sanggupku..

ya Allah.. ya Robb.. ku mohon lindungi diriku dari “kezaliman” yang akan ku lakukan sendiri. Sungguh Kau sebaik2 Pelindung dan Penolong bagiku di Dunia dan Akhirat..

Pernah satu ketika.. seorang sahabat menemuiku, mohon penjelasan yang lebih jelas tentang “cinta”.

Cinta..??? Cinta insani atau cinta Ilahi..?


Jawabannya : “cinta makhlukNya..”!

“Akhwat sahabatmu..?? “

Jawabannya : “ikhwanku..”!.


SubhanAllah.. mohon maghfirahMu ya Allah.. Yang ditanya tidak lebih tahu dari yang bertanya.

" insyaAllah..selalu ada jodoh untukmu ukhtie. Usah dirisaukan tentang jodohmu ya..” hiburku.

“ ana tahu, tapi bukankah kita perlu berikhtiar??”

“ berikhtiar? Ya.. “ jawabku ringkas.

“ anti dah berikhtiar..?? “ aku bertanya.

“ ana..?? si ‘dia’ bagaimana?” dia malah balik bertanya.

“ maksud anti..?” tanyaku.. seakan tidak mengerti, walau aku tahu siapa “dia” yang di maksudkan.

“ana dengar dia dah bertunangan. Benar?” Tanyaku.

Diam.....Hening dan sunyi.

Aku mengulum senyum.. ku tinggalkan persoalan itu tanpa menjawabnya...

Kepada saudariku yang ku kasihi dan sayangi..,

telah tercatat nama seseorang di LAUH MAHFUZ untukmu sayang....

telah Allah tentukan untuk dirimu seseorang yang akan jadi “sayap kiri” perjuanganmu...

Namun ukhtieku fillah, siapalah kita untuk menentukan.. melainkan DIA..

Hanya DIA yang tahu bila kita akan di pertemukan antara satu sama lain.. di mana.. semuanya dalam pengetahuan Allah...

Bersabarlah ukhtieku yang sedang bermujahadah... apa ukhtie lupa.. Janji Allah itu kan pasti...

Ketahuilah ukhtieku fillah.. pribadi dirinya terletak pada ketinggian peribadimu...

Bukankah Allah telah berfirman dalam al-Furqan, surah anNur ; ayat 26, mafhumnya : “ ... perempuan-perempuan yang baik itu adalah untuk lelaki-lelaki yang baik, dan lelaki-lelaki yang baik itu adalah untuk perempuan-perempuan yang baik... “

Muslimah mana yang tidak menginginkan seorang “imam” yang soleh ukhtie?? Apa ukhtie tidak menginginkan itu???

Tapi sebelum dapat yang soleh.. kita mesti terlebih dahulu menabur benih-benih solehah dalam diri, sirami dengan akhlak Islamiyah...

Berusahalah ukhtie.. menjadikan dirimu WANITA yang UNGGUL di pandangan PENCIPTAMU..

Sambil terus berupaya mengekang NAFSU mu ukhty suci idaman setiap mujahid Islam...

Pagarilah dengan sifat MALU.. IMAN.. dan TAQWA..

Sebagaimana Baginda SAW mendidik puteri kandung kesayangannya, Fatimah Az-Zahra.. MALU itu di umpamakannya seperti pohon putri malu...

Teruslah bermujahadah ukhtieku...

insyaAllah.. mujahadah mu itu tidak akan sia-sia...

Karna dengan izin Yang Maha Berkuasa, anti akan di pertemukan dengan seorang Mujahid Islam...

“ ana sadari hakikat itu ukhtie.. memang penat untuk bermujahadah..." jawabnya setelah lama ia terdiam.

“ Tapi ingatlah ukhtie.. BALASANNYA pasti INDAH.. insyaAllah...Allah tidak pernah mensia-siakan do’a hambanya.... jangan pernah berhenti untuk berdo’a...mohonlah agar “dia” yang kau inginkan sebagai “imam” mu... yang kau yakini bisa memimpinmu sehingga ke Syurga abadi....akan menjadi kekasih halal bagi mu...."

Aku diam sejenak. lalu kulanjutkan setelah tak ada jawaban darinya,

“Jika sudah bertemu yang mampu menerima ukhtie apa adanya.. istikharohlah... mulailah dengan istikhorah dan sholat hajat.. minta Allah tunjukkan pada kita...bila sudah dapat jawaban yang pasti.. binalah “masjid” itu dgn kemampuan kalian masing-masing...

“ Yakinlah dengan hidayah yang Maha Esa ya sayang.... muhasabahlah dirimu selalu.. bertafakkur.. teruslah cari Ridha Ilahi dan RahmatNya...teruslah perbaiki dirimu...Laksanakan apa yang perlu kita laksanakan dulu..

“ Jangan risau.. Allah itu Maha ‘Adil......berbicaralah denganNya ukhtie.. letakkan harapanmu sepenuhnya pada Penciptamu, bukan pada ciptaanNya..."

Senyap... hening. dan bicara ku tenggelam ....

“ ukhti menangis..?" tanyaku.

“ Gak lah... “

“ Anti kecewa?? Ana dengar dia sudah berhijrah.. betul ??? “ tanyaku lagi.

“ Smoga Allah permudahkan segala urusannya.. mungkin ana bukan yang terbaik untuk dia. Dan mungkin dia juga bukan yang terbaik yang Allah tetapkan untuk ana....”

“ adikku sayang...” tak sadar kupeluk dirinya ketika kulihat airmatanya kembali jatuh.

“ Biarlah ku pendam luka yang lara ini, ukhtie ku fillah... “ jawabnya menegarkan diri, membalas memelukku.

Lalu akupun pamit. Kupercepat langkahku pulang.. meneruskan perjuangan... walau satu ketika dulu, aku juga pernah di uji dengan cinta Insani.. sampai suatu ketika aku tersadar, siapa aku sebenarnya di mata hamba yang bernama “manusia”.. hitungan jiwa juga cinta insani, sehingga hampir membutakan mataku dari cinta yang Maha Esa..

sesungguhnya Allah lebih Mengerti..

terima kasih ya Allah.. teruslah uji aku ya Allah dgn mengikuti kemampuan terbaikku, agar aku tidak lupa dan senantiasa mengingatiMu.. kerna “ujian” itu tanda KAU menyayangiku...

Yakinlah.. kita akan di uji daripada apa yang kita katakan.. jangan salahkan mereka yang terjebak dengan “cinta” sebelum “nikah” – “IMAN” itu yanqus dan yazid, bisa bertambah dan berkurang.. dan soal Iman itu, hanya Allah yang layak mengujinya..

Hari itu berlalu cepat dan diri ini berlari mengejar bahagia, mengharap sinarNya lalu tersungkur dalam derita dan duka. Tapi kubangkit kembali dengan harap dan doa, tetapi bila dipenghujung cerita diakhiri dengan sesal, hampa dan kecewa, jangan Putus harapan dari sinarNya sehingga kita belajar kembali bagaimana untuk memulai, walaupun tertatih menerima ukiran takdir atas sutera kehidupan.

Masa yang lalu itu juga akan mengajarkan diri kita bagaimana untuk meminta meski tahu mungkin akan kecewa juga, tetapi masa lalu itu juga yang menyadarkan diri bahwa meminta dan kecewa adalah nikmat yang perlu di nikmati dengan sabar.

Masa lalu yang tlah berlalu itu juga menjadi bukti betapa diri ini lemah tiada berdaya, tak pernah mampu untuk menghadapi apa saja yang tidak ada melalui impian, namun masa lalu itu juga yang mengajarkan bahwa inilah “sutera kehidupan”.

Masa lalu itu yang tidak hanya sepi dihias duka tetapi hari itu juga DIA hadiahkan cinta itu di penghujung sendu dan balutan kecewa. Hari itu yang berlalu membuatku takut untuk diri melukis impian pada langit nan indah itu karena bimbang pelangi yang berpaut pada awan kan sirna jua. Lalu cinta itu kubiarkan tanpa impian juga hiasan harapan, yang ada cuma memasrahkan diri ini kepada DIA sang pemilik segala cinta.

Hari itu yang berlalu melahirkan seorang insan yang tidak punya impian dan mimpi untuk hidup, segala yang ada cuma perkiraan untuk kembali kepada tuhan, dan menanam harapan untuk bertemu dan menatap wajahNya pada esok hari. Hari itu yang berlalu mengajarkan padaku bahwa cinta ini untuk diisi dan diukir dgn sinar kasih padaNYA sebagai bekal pertemuan kembali aku dan DIA, justru cinta itu kusimpan, lalu tumbuh bunga harapan untuk ku sulam cinta itu dengan sebuah ikatan.

Hari ini menyebabkan diri tegar menghadapi hari esok...Tuhan segalanya sudah kuserahkan padaMU apa yang akan menjadi takdirku.



Barakallahufikum..semoga bermanfaat,

Banyak sayang dan cinta

Wassalamualaikum

-----------------------

- Iftaistianynotes-



Label:
0 Responses

Posting Komentar