Kutatap wajah istriku yang tertidur nyenyak karena kelelahan, Allah maha pemurah,ia telah mengkaruniakan seorang anak laki-laki untukku, lihatlah betapa gagahnya ia,rahang mungilnya sudah terlalu kukuh, tubuhnya terlihat kekar dengan berat 4,1 kg, untuk itu kunamai Arga, agar ia sekokoh gunung. hmm..dia lahir ditengah menanjaknya bisnisku, sampai-sampai ketika Mayang istriku melahirkan aku tidak bisa menungguinya, bahkan aku baru bisa menengoknya setelah sebulan Arga lahir.
***
telingaku mendengar tangis keras ketika aku sibuk dengan laporan keuangan perusahaanku, lembaran kerja ini harus jadi besok, agar rencana merger tidak gagal. "Ah..dimana Mayang?..bayi kecil itu menangis keras sekali,menggangguku saja." gerutuku.
"Mas tolong gendong Arga sebentar,aku sedang mandi.."terdengar teriakan Mayang.
"Iyem kemana?" aku balasa berteriak
"kepasar"Jawab Mayang.
"Parto?"
"kan kemarin sudah pamit pulang?, tolong Mas sebentar saja" pinta Mayang.
"Maaf sayang lembar kerja ini tidak bisa di tinggal".
sepi Mayang tidak menjawab lagi,aku menekuri pekerjaanku mempersiapkan persentasi pada hari libur begini.
ketika ku melawati kamar Arga anakku,kulihat Mayang masih dengan handuk menutupi kepalanya sedang menyusui Arga sambil membacakan cerita, rupanya ia tidak jadi mandi.(aku menggelengkan kepala) akhir-akhir ini memang kesibukanku luar biasa, sampai aku tak pernah lagi berbincang dengan Mayang, untung Ia tidak pernah mengelu.
***
bulan demi bulanpun berlalu, rencana merger terlaksana dengan baik,dan dampaknya bukan main,perusahaanku Go public,aku pun jadi sering pergi keluar negeri untuk urusan perusahaan, aku pun jarang bertemu Mayang dan Arga.
***
hari ini libur,aku berencana menghabiskan hari dirumah,ada beberapa bacaan dan koran yang tidak sempat aku baca, tiba-tiba kurasakan tarikan lembut diujung celana panjangku, ketika ku tengok kebawah sepasag mata bulat menatapku sambil mengacungkan lego. Arga...tanpa terasa ia sudah bisa merangkak sekarang, oh..rupanya ia ingin main denganku, tapi lembar ekonomi dan bisnis ini menarik sekali dan aku hanya punya waktu hari ini.
"Hmm..maaf sayang,mainnya sama mama saja ya.."kataku sambil mengusap lengan mungilnya sekilas.
tiba-tiba terdengar suara tangis, duh..Arga...!!
"Mayangggg..."teriakku agak kesal
mayang tergopoh-gopoh menghampiri,memeluk Arga dan membawanya pergi.
***
"papa..papa.." sebuah panggilan lembut menggangu tidur siangku, aku baru saja pulang dari amerika, menempuh pendidikan Pascasarjanaku, kelelahan yang membuatku merindukan kenyamanan dan ketenangan. tapi...panggilan lembut itu telah mengacaukan kenyamananku. kepalaku seperti dihantam martil.pusing!
"papa..papa..,bantu Arga bikin PR" suara itu mengusikku
kubuk mataku berat, sebuah bayangan seorang anak laki-laki menatapku penuh harap.ah..Arga entah sudah berapa tahun dia sekarang,hmm...oh iya dia sudah duduk dikelas lima SD, kemarin baru saja mayng mengatakannya kepadaku. aku sampai lupa, rasanya lama sekali aku tidak melihatnya, ada sebersit penyesalan menghuni ruang batinku.
"papa lelah sayang bikin PRnya sama mama saja ya..!"
"tapi ini matematika papa, papakan pintar."
"iya,tapi besok papa sudah harus balik ke tokyo sayang,jadi papa harus istirahat".
mendengar jawabanku Arga menunduk dan berllu dalam diam.
***
"papa..sore ini Arga pinjam mobil ya?"suara bariton yang terdengar sepeti suaraku terdengar meminta.
akupun menoleh mendapati sosok tubuh tegap dengan tinggi 170 cm, dengan dagu yang mulai tumbuh bulu halus dan sepasang kacamata minus sedang menatapku, ah..sudah berapa usia Arga sekarang? rasanya baru kemarin ia merayakan ultah ke 17 nya yang seperti biasa tidak pernah kuhadiri.aku tersenyum sambil melipat koran yang kubaca.
"mau kemana Ga?" tanyaku
"tumben papa tanya"sahut Arga.
aku tersentak,ya..tumben aku ingin tahu, semenjak Mayang memutuskan mengenakan busana muslimah, suasana rumah ini semakin sejuk saja.dan suasana itu mendorongku untuk lebih memperhatikan dua orang yang kusayang.
"papa tidak boleh tahu kemana kamu pergi?"
"tentu saja boleh pa..,bahkan kalau papa mau kita kesana"
"kemana?"
"ceramah keislaman dimasjid sunda kelapa"
aku tertegun,masjid? sholat lima waktu saja aku tidak pernah,sekarang anakku mengajakku kemasjid? ada sesuatu yang Mayang lakukan pada dirinya dan anakku Arga.
"maafkan papa Arga nanti malam papa harus menghadiri jamuan makan malam dengan pengusaha dari jepang"
aku amati mata Arga,terbesit kekecewaan disana.
"tidak apa-apa pa,assalamu'alaikum"pamitnya, aku ternganga mendengarnya.
***
"apa yang kau lakukan pada Arga mayang? kenapa ia tidak pergi ke diskotik? kenapa ia tidak suka membawa gadis-gadis cantik? kenapa ia sering sholat dan mengaji dalam waktu yang lama? apa yang telah kau lakukan?" tanyaku suatu malam.
"suatu saat mas akan mengerti"jawabnya singkat.
***
usiaku sudah 70 tahun rambutku sudah memutih, kulitku mulai keriput, pengelihatanku telah kabur,sambil tertatih-tatih aku berjalan menikmati pemandangan asakusa temple.kami sekeluarga menetap ditokyo,karena dijakarta bisnisku kurang maju.Arga yang sekarang mengemudikan bisnisku,ia sangat cakap.aku terus melangkah, ketika kuturuni tangga kuil, keseimbanganku hilang. kalau saja tidak ada tangan kokoh yang mendekapku dari belakang tentu aku sudah jatuh terlentang.
"papa hati-hati dong, kenapa papa tidak telp Arga dulu kalu mau berkunjung kemari kan arga bisa temani".
"aku tidak mau mengganggu kesibukanmu nak, biaya hidup ditokyo kan mahal, kau harus bekerja keras agar perusahaan kita terus maju."
"papa,buat Arga keselamatan dan kesehatan papa jauh lebih penting dari semuanya."
"kenapa kau menyusul kemari nak?"
"papa..papa.. harus kuat ya menerima berita ini".
"ada apa Arga?"
"Om Wisnu papa.."
"ada apa dengan Wisnu?"
"'Om Wisnu meninggal pagi tadi".
"apa? Wisnu?? bagaimana kejadiannya?".
"sabar papa..om Wisnu melakukan bunuh diri di apartemenya kemarin malam,sabar ya pa..".
Wisnu bukan adik kandungku,tapi sudah kuanggap adik sendiri,wisnu adalah figur pengusaha sukses, baginya waktu adalah uang dan kesuksesan,dan aku mengaguminya, bahkan aku mengikuti falsafah hidupnya.
"wisnu lebih muda dariku,kenapa bisa seperti itu?"
"Om Wisnu menitipkan surat terakhir untuk papa"
....................................................................................................................................
Mas Rudi yang saya hormati,
surat ini saya tulis agar menjadi kenangan sekaligus peringatan untuk mas,tolong serahkan surat ini pada pengarang atau penulis manapun agar bisa dipublikasikan kepada semua orang.
hartaku sangat berlimpah mas rudi, mas tahu itu, dan semua itu kuperoleh selama bertahun-tahun dengan cara menukarnya dengan sesuatu yang amat mahal, perhatian untuk istri dan anakku satu-satunya Tomy.
aku tidak pernah mengikuti perkembangan Tomy mas,bahkan aku tidak hapal tanggal dia lahir, ketika ia menikahpun aku tidak bisa hadir karna kesibukan bisnisku.Tomy memperlakukaku sama seperti dulu aku memperlakukannya, ia tidak pernah punya waktu untukku. bahkan untuk sekedar makan malam ia tidak punya waktu, Rosa istriku sudah lama pergi dengan laki-laki lain.itu semakin membuat Tomy membenciku.dan yang lebih menyakitkan lagi mas Rudi,Tomy tidak berseia tinggal bersamaku. ia menempatkan aku disebuah appartemen dengan seorang pembantu yang bisu dan tuli. hatiku sakit mas Rudi, sakit sekali...rasanya aku tidak memiliki alasan untuk hidup lagi, sebelum terlambat perbaiki hubunganmu dengan Arga dan Mayang.percayalah mereka jauh lebih berharga dari semua yang kit kejar dahulu.
selamat tinggal mas Rudi.
.....................................................................................................................................
seluruh tubuhku bergetar hebat, hati nuraniku, jantungku, bahkan pori-pori kulitku terus bargetar...
"ya Allah ampuni hambamu ini" untuk pertama kali aku mengingat sang pencipta itu,oh...betapa durhakanya aku. kutatap tubuh egap yang berada disampingku,Arga.. ia tidak seperti tomy, ia membalas air tuba yang ku berikan dengan air susu yang manis, sangat manis sekali..kini aku mengerti alasan Mayang mengenakan busana muslim, mengapa Arga seperti ini, keu telah menemukan kedamaian yang tidak pernah aku berikan Mayang, kedamaian dari Allah Azza wa jalla.
"maafkan aku Mayang,Ampuni aku ya Allah.."
-source in Annida-
"ingatlah, hanya dengan mengingat Allahlah hati menjadi tenang"
Posting Komentar