Sayu mata memandang mega yang terpapar luas
Diam menerawang menembus setiap realita
Satu demi satu kenangan masa lalu kembali menyusup dalam ruang pikiran..
Kulihat pagi, saat aku tak mampu berdiri..
Kulihat siang, saat aku hanya mampu memicing pada mentari..
Kulihat senja, saat aku hanya lesu melihat hewan-hewan kembali ke peraduan..
Kulihat malam, saat aku mengirikan bulan dan bintang memamerkan indahnya pada alam..
Kulihat... diri yang begitu nista..
lumpur khilaf dan nafsu melumuri raga yang berdiri tanpa kuasa..
Dan kulihat.. saat diri yang jatuh dalam kubangan dosa itu tertiup rahmatNYA,
sebuah tiupan lembut yang mengguncang jiwa..
DIA yang begitu sempurna, DIA yang menggerakkan awan yang menurunkan curahan rahmatNYA..
DIA basahi lumpur kehinaan itu dengan air yang suci..
DIA yang memanggil dengan lembut, mengajakku berdiri tegak, melawan terik mentari dan berjuang lalu kembali seperti hewan-hewan yang telah kenyang ke peraduannya..
Dengan begitu, DIA menjadikanku begitu indah sehingga bulan dan bintang mengirikanku..
Kembali ku tatap mega yang luas terpapar indah..
Menyadarkanku akan realita yang masih berjalan,
waktu demi waktu terus berganti mendekatkan diri pada sang adzal..
Kembali pada saatnya bertemu denganNYA..
Bertemu dengan Sang Pemilik Mega nan Benderang
Diam menerawang menembus setiap realita
Satu demi satu kenangan masa lalu kembali menyusup dalam ruang pikiran..
Kulihat pagi, saat aku tak mampu berdiri..
Kulihat siang, saat aku hanya mampu memicing pada mentari..
Kulihat senja, saat aku hanya lesu melihat hewan-hewan kembali ke peraduan..
Kulihat malam, saat aku mengirikan bulan dan bintang memamerkan indahnya pada alam..
Kulihat... diri yang begitu nista..
lumpur khilaf dan nafsu melumuri raga yang berdiri tanpa kuasa..
Dan kulihat.. saat diri yang jatuh dalam kubangan dosa itu tertiup rahmatNYA,
sebuah tiupan lembut yang mengguncang jiwa..
DIA yang begitu sempurna, DIA yang menggerakkan awan yang menurunkan curahan rahmatNYA..
DIA basahi lumpur kehinaan itu dengan air yang suci..
DIA yang memanggil dengan lembut, mengajakku berdiri tegak, melawan terik mentari dan berjuang lalu kembali seperti hewan-hewan yang telah kenyang ke peraduannya..
Dengan begitu, DIA menjadikanku begitu indah sehingga bulan dan bintang mengirikanku..
Kembali ku tatap mega yang luas terpapar indah..
Menyadarkanku akan realita yang masih berjalan,
waktu demi waktu terus berganti mendekatkan diri pada sang adzal..
Kembali pada saatnya bertemu denganNYA..
Bertemu dengan Sang Pemilik Mega nan Benderang
Posting Komentar